GridKids.id - Kids, siapa nih di antara kamu yang gemar makan croissant?
Salah satu pastry yang bentuknya mirip bulan sabit ini populer dan banyak punya penggemar.
Banyak orang mengira pastry ini berasal dari Prancis, karena memang croissant populer di negara pusat mode itu.
Baca Juga: Sejarah Puff Pastry di Indonesia, Awalnya Diproduksi Eksklusif di Hotel
Namun, ternyata croissant berasal dari Austria dan diperkenalkan pada konsumen sebuah toko roti Vienesse Bakery (Boulangerie Viennoise) di Prancis pada 1839.
Croissant di negara asalnya enggak dibuat dengan adonan puff pastry yang berlapis-lapis dan flaky, melainkan dibuat dengan adonan roti yang terbuat dari tepung terigu, ragi, mentega, dan telur, sehingga bertekstur seperti roti yang bernama Kipferl.
Lalu, seperti apa sejarah dan perkembangan pastry populer di Prancis yang sering dijadikan sajian sarapan pagi ini? Yuk, simak uraian lengkapnya pada paragraf selanjutnya.
Sejarah Croissant
Croissant disebut terinspirasi dari roti khas Austria yang bentuknya mirip dengan bulan sabit yang terbuat dari mentega lalu ditaburi gula halus dan kacang almond di atasnya.
Kipferl dibuat pada abad-17 disebut sebagai bentuk perayaan untuk kemenangan pasukan perang kekaisaran Austria terhadap pasukan Ottoman Turki yang memperebutkan Kota Wina, Austria.
Kipferl dibawa oleh seorang mantan tentara Austria yaitu August Zang yang akhirnya membuka toko roti Viennese Bakery (Boulangerie Viennoise) di Paris, Prancis pada 1839.
Baca Juga: Mengenal Croffle, Kuliner Pastry Kekinian Gabungan Croissant dan Waffle
Zang ketika itu berusaha mengembangkan inovasi berbagai jenis roti dan pastry khas Wina dan mengenalkan jenis pastry dengan adonan flaky berbentuk bulan sabit yang kini dikenal dengan croissant.
Kepopuleran croissant juga didorong dengan kegemaran Ratu Marie Antoinette yang selalu ingin menyantap roti Kipferl untuk mengobati rasa rindu pada kampung halamannya di Austria.
Seiring perkembangannya, Kipferl dibuat dari adonan pastry renyah khas Prancis, dan enggak lagi menyerupai roti padat manis seperti versi aslinya.
Perkembangan Croissant
Croissant berkembang pesat dan banyak digemari di Prancis, namun August Zang hanya membuka usahanya selama beberapa tahun saja.
Setelah croissant semakin populer, Zang pulang kampung ke Austria untuk mendirikan surat kabar hariannya sendiri yang merupakan surat kabar harian pertama di negara itu.
Dilansir dari kompas.com, Hervé de Kerohant, seorang jurnalis perancis di abad ke-19, menyebut sudah ada sekitar 12 toko roti yang menjual roti khas vienna di kota Paris.
Kreasi croissant makin berkembang dan sudah menjadi sajian makanan pokok masyarakat Prancis di pagi hari.
Bahkan beberapa waktu setelahnya inovasi terbaru croissant merambah sampai ke Amerika, variasi croissant ini memungkinkan orang-orang bisa menikmati croissant secara praktis dengan membeli adonan beku siap makannya.
Di Amerika bahkan banyak gabungan croissant dengan adonan roti lainnya yang semakin menambah ketertarikan orang untuk mencobanya.
Seperti cronuts (croissant donut), coissant pretzel, croissant waffle, dan lain sebagainya. Wah, jadi ingin mencoba sarapan dengan croissant juga, ya, Kids?
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar