Perkembangan Croissant
Croissant berkembang pesat dan banyak digemari di Prancis, namun August Zang hanya membuka usahanya selama beberapa tahun saja.
Setelah croissant semakin populer, Zang pulang kampung ke Austria untuk mendirikan surat kabar hariannya sendiri yang merupakan surat kabar harian pertama di negara itu.
Dilansir dari kompas.com, Hervé de Kerohant, seorang jurnalis perancis di abad ke-19, menyebut sudah ada sekitar 12 toko roti yang menjual roti khas vienna di kota Paris.
Kreasi croissant makin berkembang dan sudah menjadi sajian makanan pokok masyarakat Prancis di pagi hari.
Bahkan beberapa waktu setelahnya inovasi terbaru croissant merambah sampai ke Amerika, variasi croissant ini memungkinkan orang-orang bisa menikmati croissant secara praktis dengan membeli adonan beku siap makannya.
Di Amerika bahkan banyak gabungan croissant dengan adonan roti lainnya yang semakin menambah ketertarikan orang untuk mencobanya.
Seperti cronuts (croissant donut), coissant pretzel, croissant waffle, dan lain sebagainya. Wah, jadi ingin mencoba sarapan dengan croissant juga, ya, Kids?
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar