Find Us On Social Media :

Sejarah Pindang Bandeng, Olahan Ikan Khas Imlek Bukti Akulturasi Budaya

Pindang bandeng adalah salah satu sajian wajib dalam perayaan Imlek atau tahun baru Cina. Apa filosofinya, ya?

Sejarah Sajian Pindang Bandeng untuk Perayaan ImlekDilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, pindang bandeng yang sering tersaji di meja makan pada perayaan Imlek adalah kuliner yang populer di kalangan masyarakat Betawi.

Tak hanya populer di kalangan masyarakat Betawi, pindang bandeng juga populer di berbagai daerah Indonesia lainnya, Kids.

Pindang bandeng adalah salah satu kuliner yang mendapat pengaruh kuliner Tionghoa.

Masyarakat Tionghoa yang tinggal menetap di Indonesia selalu menyajikan ikan bandeng ketika perayaan Imlek.

Bagi orang Tionghoa, ikan adalah simbol kemakmuran dan rezeki yang berlimpah.

Namun, penggunaan ikan bandeng sebagai sajian Imlek hanya ditemukan di Indonesia, Kids.

Meski benar kalau ada pengaruh kuliner Tionghoa dalam penggunaan ikan dalam sajian khas tahun baru.

Menurut Bapak JJ Rizal, sejarawan Indonesia, orang Tionghoa di Jakarta mulai mengadaptasi bandeng ke budaya kuliner Betawi sejak sekitar abad 17 silam.

Masyarakat Betawi yang mayoritas beragama Islam, mulai menyebut Imlek sebagai lebaran Cina.

Ketika perayaan Imlek berlangsung, banyak juga masyarakat yang turut mencari sajian khas imlek untuk dinikmati bersama keluarga.

Baca Juga: Sejarah Jiaozi, Sajian Dumpling Khas Perayaan Tahun Baru Imlek

 Penggunaan ikan bandeng sebagai bahan sajian pindang ini karena jenis ikan bandeng inilah yang mudah ditemukan di kawasan pesisir Jakarta, Kids.