Find Us On Social Media :

Kenapa Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Seseorang Mudah Marah? #AkuBacaAkuTahu

Ilustrasi orang yang sedang meledak emosinya.

GridKids.id - Kids, salah satu cara menjaga kesehatan tubuh adalah dengan memastikan waktu tidur atau istirahat tercukupi.

Jika seseorang kurang tidur biasanya tubuh akan terasa lemas, merasa ngantuk berat.

Bahkan kurang tidur sering dikaitkan dengan mudah marah, mengapa begitu, ya?

Saat kurang tidur, biasanya kantong mata akan muncul dan membuat penampilan seseorang jadi enggak segar.

Tak hanya itu, kurang tidur juga disebut bisa membuat seseorang mudah marah.

Dilansir dari klikdokter.com, sebuah penelitian yang dilakukan di Iowa State University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa orang yang kurang tidur pada malam hari cenderung punya emosi yang enggak stabil dan mudah marah.

Selain itu, mereka juga lebih mudah merasa frustasi dalam menghadapi situasi tertentu.

Sedangkan orang dengan tidur yang cukup akan merasa fresh untuk esok harinya.

Lalu, kenapa bisa kurang tidur memengaruhi tingkat emosi seseorang?

Baca Juga: Bisa Dialami Siapa Saja, Ketahui 5 Penyebab Sering Lupa, Salah Satunya Kurang Tidur

Dampak Kurang Tidur Bagi Kondisi Mental Seseorang

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology menunjuk adanya hubungan antara kurangnya jam tidur dengan peningkatan amarah seseorang.

Menurut Zlatan Krisan, PhD, seorang profesor psikologi dari Iowa State University, menyatakan bahawa orang yang punya waktu tidur terbatas cenderung mudah stres dan gampang marah.

Hal ini jika terjadi dalam waktu lama bisa menyebabkan seseorang sulit beradaptasi dengan situasi-situasi yang terjadi di sekitarnya.

Sebenarnya sudah sejak lama kualitas dan kuantitas tidur menentukan kondisi kesehatan fisik ataupun mental orang yang mengalaminya.

Dalam jangka pendek, kebiasaan kurang tidur bisa meningkatkan emosi atau perasaan negatif, seperti keresahan, kegelisahan, hingga kesedihan.

Tak hanya itu, perasaan negatif ini juga bisa menghilangkan emosi-emosi positif seperti kebahagiaan, rasa antusias, dan kegembiraan dalam diri seseorang.

Hal ini juga senada dengan pernyataan Dr. Gail Saltz, seorang profesor bidang psikiatri dari New York Prebyterian Hospital, Weill-Cornell School of Medicine.

Dr. Gail menyatakan bahwa jika pola tidur terus memburuk yang terjadi adalah stres yang bisa memengaruhi mood dan kondisi mental seseorang.

Baca Juga: Dari Sakit Punggung hingga Depresi, Inilah 6 Tanda Tubuh Kelebihan Jam Tidur

Stres tinggi akan mendorong pelepasan hormon kortisol atau hormon stres yang bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah sekaligus penurunan fungsi kognitif.

Tidur merupakan salah satu siklus penting yang harus dicukupi kebutuhannya oleh tubuh. 

Tidur yang cukup dan berkualitas akan memastikan organ dan jaringan tubuh bisa beristirahat dan memperbaharui dirinya supaya bisa bekerja dengan optimal keesokan harinya.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.