GridKids.id - Pada Rabu (9/2/2022) telah diselenggarakan Konferensi Pers dan Launching Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi-4 via Zoom Meeting.
Acara ini diselenggarakan atas kerja sama lima organisasi profesi medis yaitu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Acara yang dimoderatori oleh Dr. dr. Eka Ginanjar, Sp.PD, k-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS ini, memberikan laporan tentang kondisi terkini terkait kasus positif COVID-19 yang meningkat sejak awal tahun ini.
Pembicara yang menyampaikan beberapa uraian informasi yang perlu diketahui dan menjadi perhatian semua pihak, di antaranya:
1. DR.Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR - Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia(PDPI).
2. DR.Dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FACC, FESC, FSCAI - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI).
3. DR.Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
4. Prof. DR.Dr. Syafri Kamsul Arif, SpAn, KIC, KAKV - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN).
5. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SP.A(K) - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Baca Juga: 5 Bahan Alami Pereda Sakit Tenggorokan saat Alami COVID-19 Varian Omicron
Update Kondisi COVID-19 di Indonesia
Menurut Ketua Umum PDPI, DR.Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), sejak januari 2022, kasus positif COVID-19 meningkat secara signifikan yang diperkirakan disebabkan oleh masuk dan menyebarnya varian Omicron di Indonesia.
Hal ini bisa terlihat dari keterisian ruangan pada Rumah Sakit di Indonesia sebanyak 60-70% dari kapasitasnya.
Masyarakat dihimbau untuk enggak meremehkan kondisi atau persebaran virus yang mulai menunjukkan peningkatan di berbagai daerah di Indonesia.
Dr. Agus juga menyinggung tentang penanganan kondisi OTG (Orang Tanpa Gejala) hingga gejala ringan cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi mandiri terpantau di lokasi-lokasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Sedangkan untuk pasien COVID-19 yang memiliki gejala sedang, berat, hingga kritis perlu ditangani di Rumah Sakit.
Khusus untuk pasien kritis akan dipantau di ICU untuk memprediksi lebih dini potensi kondisi yang semakin memburuk.
Hal ini berkaitan dengan kuota ruangan di rumah sakit untuk kondisi darurat hingga gejala-gejala berat yang dialami pasien lainnya.
DR.Dr. Isman Firdaus, SpJP(K), Ketua Umum PERKI, menyampaikan hal serupa bahwa Indonesia saat ini sudah masuk ke gelombang-3 COVID-19 yang kebanyakan kasus positifnya disebabkan oleh penularan varian Omicron yang persebarannya sangat cepat namun memiliki fatality rate yang rendah.
Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang sudah memperoleh vaksin dari pemerintah dan sebagian sedang menunggu vaksin dosis ke-3nya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Omicron, Ini Cara yang Tepat untuk Mencuci Masker Kain
Menurut Dr. Isman, kasus kematian yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 merupakan risiko yang rawan bagi orang-orang yang memiliki komorbid penyakit kardiovaskular.
Penularan virus varian omicron yang menyerang pasien penyakit kardiovaskular akan menyebabkan kondisi kesehatan pasien semakin memburuk dan berakibat fatal pada pasien.
Beliau menghimbau masyarakat untuk tetap menjalankan prokes dalam beraktivitas sehari-hari, karena tak hanya melindungi diri sendiri, tertib prokes juga bisa meminimalisir dampak fatal bagi orang-orang yang memiliki komorbid dan enggak bisa memperoleh vaksinasi.
Selain orang dengan komorbid, populasi seperti lansia (orang lanjut usia), orang dengan gangguan sistem imun, dan anak-anak juga menjadi pihak yang rawan terpapar COVID-19 dan bisa memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Lonjakan Kasus Positif COVID-19 pada anak-anak
Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SP.A(K), Ketua Umum IDAI, menyatakan bahwa terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 pada anak yang sangat signifikan di pulau Jawa-Bali.
Sebagian besar pasien anak yang terpapar mengalami gejala ringan namun mulai ada laporan tentang pasien anak yang mengalami gejala berat atau komplikasi.
Varian omicron penyebarannya sangat cepat dan sangat menular sehingga bisa menyebabkan risiko bagi anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan bawaan atau yang mengalami gejala long covid setelahnya.
Ketentuan PTM (Pertemuan Tatap Muka) 100% yang dirubah menjadi opsi PTM 50% dengan opsi daring oleh pemerintah merupakan salah satu upaya pencegahan persebaran virus ke lebih banyak murid-murid di sekolah.
Baca Juga: Jangan Lagi Percaya, Ini 5 Mitos Varian Omicron yang Beredar di Masyarakat
Anak-anak harus tetap diingatkan untuk tertib prokes di manapun mereka berada, dan dianjurkan untuk enggak pergi ke tempat terbuka yang ramai karena kondisi yang masih rawan oleh persebaran virus.
Dr. Piprim menyampaikan bahwa jumlah kasus positif COVID-19 pada anak-anak terus meningkat dengan detail sebagai berikut:
Per 24 Januari 2022: 627 kasus, Per 31 Januari 2022: 2775 kasus, Per 7 Februari 2022: 7990 kasus.
Peningkatan kasus dalam satu bulan mencapai 10 kali lipat, sedangkan dalam jangka waktu seminggu per 7 februari 2022 lalu, peningkatan kasus COVID-19 pada anak-anak mencapai 300%.
Selagi pemerintah dan tenaga medis memperketat pencegahan dengan 3T (Testing, Tracing, Treatment), masyarakat tetap dihimbau untuk melaksanakan protokol kesehatan 5M (Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) dan mengusahakan melengkapi vaksinasi.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | liputan lapangan,Zoom |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar