Menurut Ketua Umum PDPI, DR.Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), sejak januari 2022, kasus positif COVID-19 meningkat secara signifikan yang diperkirakan disebabkan oleh masuk dan menyebarnya varian Omicron di Indonesia.
Hal ini bisa terlihat dari keterisian ruangan pada Rumah Sakit di Indonesia sebanyak 60-70% dari kapasitasnya.
Masyarakat dihimbau untuk enggak meremehkan kondisi atau persebaran virus yang mulai menunjukkan peningkatan di berbagai daerah di Indonesia.
Dr. Agus juga menyinggung tentang penanganan kondisi OTG (Orang Tanpa Gejala) hingga gejala ringan cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi mandiri terpantau di lokasi-lokasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Sedangkan untuk pasien COVID-19 yang memiliki gejala sedang, berat, hingga kritis perlu ditangani di Rumah Sakit.
Khusus untuk pasien kritis akan dipantau di ICU untuk memprediksi lebih dini potensi kondisi yang semakin memburuk.
Hal ini berkaitan dengan kuota ruangan di rumah sakit untuk kondisi darurat hingga gejala-gejala berat yang dialami pasien lainnya.
DR.Dr. Isman Firdaus, SpJP(K), Ketua Umum PERKI, menyampaikan hal serupa bahwa Indonesia saat ini sudah masuk ke gelombang-3 COVID-19 yang kebanyakan kasus positifnya disebabkan oleh penularan varian Omicron yang persebarannya sangat cepat namun memiliki fatality rate yang rendah.
Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang sudah memperoleh vaksin dari pemerintah dan sebagian sedang menunggu vaksin dosis ke-3nya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Omicron, Ini Cara yang Tepat untuk Mencuci Masker Kain
Menurut Dr. Isman, kasus kematian yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 merupakan risiko yang rawan bagi orang-orang yang memiliki komorbid penyakit kardiovaskular.
Penularan virus varian omicron yang menyerang pasien penyakit kardiovaskular akan menyebabkan kondisi kesehatan pasien semakin memburuk dan berakibat fatal pada pasien.
Source | : | liputan lapangan,Zoom |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar