Find Us On Social Media :

Olahraga Terbaik untuk Penderita Obesitas, Salah Satunya Jalan Kaki

Olahraga Terbaik untuk Penderita Obesitas, Salah Satunya Jalan Kaki

GridKids.id - Jalan kaki adalah salah satu olahraga terbaik untuk penderita obesitas.

Gaya hidup yang enggak sehat membuat banyak orang secara enggak sadar mengalami obesitas, Kids.

Dengan kata lain, obesitas adalah kelebihan berat badan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah kita masuk ke dalam kategori obesitas. Misalnya, mengukur indeks masa tubuh (BMI).

Mereka yang punya BMI di atas 30 dianggap sudah masuk kategori obesitas.

Selain itu, laki-laki dewasa yang punya lingkar pinggang melebihi batas (pria 101 cm ke atas dan wanita 89 cm ke atas) juga bisa tergolong obesitas.

Ketika seseorang mengalami obesitas, risiko penyakit pun juga meningkat. Mulai dari diabetes, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.

Selain karena terlalu banyak makan, inilah beberapa penyebab obesitas lainnya:

1. Kurang Tidur

Enggak cuma pada orang dewasa, dampak ini juga bisa dirasakan oleh anak-anak sejak usia lima tahun, lo.

Saat kurang tidur, di dalam tubuh akan terjadi perubahan cara kerja hormon dan membuat kita ingin makan terus-menerus.

2. Faktor Genetik atau Keturunan

Kalau punya orang tua maupun anggota keluarga lainnya dengan kondisi obesitas, kita berisiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.

Selain itu, ibu yang saat mengandung mengalami kenaikan berat badan berlebihan juga berisiko lebih tinggi punya anak obesitas.

Baca Juga: Hindari Mulai Sekarang, Inilah Bahaya Terlalu Sering Mengonsumsi Mi Instan, Salah Satunya Picu Obesitas

3. Gangguan Hormon

Rasa lapar bisa muncul karena adanya aktivitas dari hormon ghrelin di dalam tubuh.

Kadar hormon ghrelin akan meningkat saat lapar. Sebaliknya, kadar hormon ini akan menurun kalau kenyang.

Pada orang yang obesitas, hormon ini enggak bisa bekerja secara sempurna sehingga keinginan untuk makan menjadi lebih besar.

4. Adanya Bakteri di Usus

Bakteri pada orang yang obesitas bekerja lebih cepat dalam mengambil energi dari makanan yang dikonsumsi.

Akibatnya, kadar kalori dari makanan tersebut menjadi meningkat sehingga tubuh akan menyimpan lebih banyak lemak.

5. Faktor Psikologis

Bagi beberapa orang, kondisi emosional bisa memengaruhi pola makan. Enggak jarang, seseorang jadi banyak makan ketika stres, sedih, bosan, atau marah.

Sekitar 30 persen penderita obesitas bermasalah dengan kondisi psikologis dan jadi makan secara berlebihan.

6. Faktor Lingkungan dan Sosial

Orang yang tidak bisa untuk membeli makanan sehat atau enggak punya tempat yang aman untuk berolahraga, risiko obesitasnya bisa meningkat.

Baca Juga: Selama Ini Kita Salah! Bukannya Bikin Kenyang, 5 Makanan Justru Bikin Cepat Lapar, Orang yang Sedang Diet Wajib Tahu

7. Kebiasaan Masa Kecil

Anak yang lahir melalui operasi persalinan biasanya berisiko lebih tinggi mengalami obesitas daripada yang lahir dengan proses normal atau tanpa operasi.

Selain itu, bayi yang lebih banyak minum susu formula juga lebih berisiko mengalami obesitas dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI.

Nah, ada cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengatasi obesitas, nih!

Olahraga

Olahraga bisa menjadi cara untuk menjaga kebugaran fisik dan memaksimalkan fungsi tubuh, seperti apapun bentuk tubuh kita.

Namun, orang yang mengalami obesitas perlu memilih jenis olahraga yang tepat agar bisa membantu meraih berat tubuh yang ideal.

Beberapa manfaat olahraga lainnya adalah meningkatkan sirkulasi darah dengan menurunkan kolesterol, menjaga otot tubuh, meningkatkan tingkat metabolisme, meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru, menghindarkan dari diabetes, dan masih banyak manfaat lainnya.

Nah, paling enggak ada empat jenis olahraga yang tepat untuk orang yang mengalami obesitas, salah satunya adalah jalan kaki.

Baca Juga: Jalan Kaki Setelah Makan Disebut Bisa Menyehatkan, Ini Penjelasannya

Jalan Kaki, Olahraga Terbaik untuk Penderita Obesitas

Jalan kaki adalah salah satu olahraga terbaik dan termudah yang enggak membutuhkan peralatan apapun serta bisa dilakukan di mana saja.

Jalan kaki adalah olahraga low impact moderat atau olahraga yang gerakan kedua kakinya masih menempel di lantai sepanjang sesi olahraga.

Rutin jalan kaki akan meningkatkan kekuatan dan mobilitas terutama pada bagian bawah tubuh serta mampu membantu menurunkan berat badan dengan cara yang aman.

Dalam sehari, kita dianjurkan untuk jalan kaki minimal selama 10 sampai 15 menit.

Nah, selain itu, ternyata jalan kaki memang punya banyak manfaat, lo! Apa saja, ya?

Baca Juga: Jangan Hanya Rebahan, Cobalah Rutin Jalan Kaki Minimal 30 Menit Sehari dan Rasakan Manfaatnya

Manfaat Jalan Kaki

Meski sederhana, jalan kaki punya banyak manfaat, antara lain:

1. Meningkatkan Kekuatan Otot

Jalan kaki sudah terbukti mengatasi efek penuaan pada kekuatan otot.

Dengan berjalan kaki, akan membangun massa otot dan mengencangkan otot di area tubuh tertentu, terutama di punggung dan kaki.

2. Membuat Tulang Lebih Kuat

Jalan kaki dipercaya bisa memperkuat tulang, Kids.

Bentuk latihan ini memberikan sejumlah tekanan pada tulang dan sel-sel tulang yang disebut osteoblas merespons dengan baik terhadap jenis tekanan ini, sehingga mencegah hilangnya kepadatan tulang.   

3. Membakar Lemak di Tubuh

Jalan kaki adalah salah satu latihan yang baik yang bisa membuat seseorang menurunkan berat badan tanpa harus bergantung pada peralatan olahraga.

Studi menemukan kalau jalan kaki secara teratur membantu menurunkan berat badan dengan membakar lemak.

Baca Juga: Bukannya Baik untuk Tubuh, Olahraga Berlebihan Justru Timbulkan Berbagai Masalah Fisik dan Mental

4. Meningkatkan Suasana Hati yang Baik

Banyak orang menderita kecemasan dan perubahan suasana hati di tengah pandemi virus corona yang entah kapan akan berakhir.

Berjalan kaki adalah cara yang baik untuk mengatasi masalah ini, karena aktivitas fisik ini sudah terbukti punya efek positif pada suasana hati seseorang. 

5. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Rupanya, berjalan kaki membuat hati lebih kuat.

Karena ini adalah aktivitas aerobik, jalan kaki meningkatkan efisiensi jantung dengan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

Oh iya. Selain itu, dengan jalan kaki kamu juga sekaligus bisa berjalan-jalan menghirup udara segar dan berjemur, lo.

Hindari Overtraining

Olahraga sebaiknya dilakukan tiga sampai lima kali seminggu, dengan total waktu 150 menit.

Jumlah tersebut sama seperti yang direkomendasikan oleh American College of Sports Medicine (ACSM).

Olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang punya risiko infeksi yang sedikit.

Sementara itu, olahraga intensitas berat punya risiko infeksi yang tinggi.

Baca Juga: Bukan Bersepeda, Ternyata Olahraga Sederhana Ini Justru yang Paling Efektif Dilakukan saat Pandemi Virus Corona

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan  komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.