GridKids.id - Untuk bertahan hidup, manusia memerlukan pangan atau makanan.
Dengan makanan, manusia akan mendapatkan energi atau kekuatan agar bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Nah, untuk itu manusia perlu mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang baik atau disebut makanan fungsional.
Apa itu makanan fungsional?
Istilah makanan fungsional pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1984 dengan istilah FOSHU yang merupakan singkatan dari Food for Special Dietary Uses atau pangan yang dikhususkan untuk diet tertentu.
Makanan fungsional adalah makanan yang berasal dari kandung gizi, zat atau mikroorganisme hidup, yang baik untuk manusia.
Maka dari itu, makanan fungsional adalah makanan atau pangan yang secara alami dan sudah melewati proses pengolahan yang memiliki fungsi untuk menjaga metabolisme tubuh manusia.
Ada dua jenis makanan fungsional, yakni makanan fungsional tradisional dan modern.
Lalu, apa perbedaan makanan fungsional tradisional dan modern?
Berikut adalah beberapa perbedaan antara keduanya:
1. Bahan Baku
Baca Juga: Mengenal Makanan Fungsional, Mulai Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
Tradisional
Makanan fungsional tradisional biasanya menggunakan bahan-bahan alami yang telah digunakan secara turun-temurun dalam budaya atau tradisi masyarakat tertentu.
Contohnya adalah beras merah, kedelai, rempah-rempah, dan tumbuhan obat tradisional.
Modern
Makanan fungsional modern sering kali menggunakan bahan-bahan tambahan atau hasil rekayasa genetika untuk meningkatkan kandungan nutrisi atau efek kesehatan tertentu.
Contoh termasuk makanan yang diperkaya dengan serat, probiotik, atau antioksidan tambahan.
2. Proses Produksi
Tradisional
Makanan fungsional tradisional biasanya diproses dengan metode-metode yang telah ada sejak lama, seperti fermentasi, pengeringan, atau pemanasan rendah.
Proses ini sering kali mempertahankan nutrisi alami bahan baku.
Modern
Baca Juga: Apa Itu Makanan Fungsional? Ini Penjelasan dan Manfaatnya bagi Tubuh
Makanan fungsional modern sering diproses dengan teknologi tinggi seperti pemrosesan enzim, mikroenkapsulasi, atau manipulasi genetika untuk mencapai tujuan fungsional tertentu.
3. Kandungan Nutrisi
Tradisional
Makanan fungsional tradisional cenderung memiliki kandungan nutrisi yang berasal dari bahan-bahan alami tanpa tambahan bahan kimia.
Contohnya adalah kandungan serat, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif alami.
Modern
Makanan fungsional modern sering kali diperkaya dengan nutrisi tambahan atau senyawa aktif seperti probiotik, prebiotik, asam lemak omega-3, antioksidan sintetis, atau suplemen lainnya.
4. Tujuan Konsumsi
Tradisional
Makanan fungsional tradisional sering dikonsumsi untuk menjaga kesehatan secara umum berdasarkan kepercayaan tradisi dan pengalaman turun-temurun.
Modern
Baca Juga: 5 Makanan Ini Berguna Membantu Menyembuhkan Demam Berdarah, Apa Saja?
Makanan fungsional modern sering diarahkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi spesifik atau untuk memberikan efek kesehatan tertentu, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, atau mengurangi risiko penyakit tertentu.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar