GridKids.id - Di antara kita pastinya akan menggunakan pensil untuk kegiatan catat mencatat, apalagi untuk keperluan sekolah.
Tapi tahukah kamu, pensil bukanlah alat tulis yang penting digunakan di luar angkasa. Kenapa begitu?
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun enggak menggunakan pensil dalam berbagai misi mereka di luar angkasa, lo.
Lalu, mengapa astronot NASA enggak menggunakan pensil selama mereka menjalankan misi ke luar angkasa?
Pensil berbahaya di luar angkasa
Dilansir dari Kompas.com, astronot dan kosmonot awalnya sama-sama menggunakan pensil di luar angkasa.
Namun, ada hal-hal tertentu yang tak diinginkan dapat terjadi saat ada di lingkungan gaya berat mikro luar angkasa.
Yap, hal inilah yang tentu saja menjadi pertimbangan keamanan untuk misi dan para kru.
Misalnya, serutan pensil yang mudah terbakar dan mengembang di dalam wahana, atau partikel mikroskopis dari grafit konduktif listrik bisa terlepas dari pensil saat menulis.
Jadi, partikel sekecil apa pun yang bisa tersangkut di mesin halus dapat berpotensi bahaya di luar angkasa.
Sebab, partikel kecil seperti serpihan pensil bisa menimbulkan api yang menjadi masalah keamanan serius.
Baca Juga: Seperti Apakah Bunyi yang Terdengar di Ruang Angkasa yang Hampa Udara?
Sebelumnya, pernah terjadi kebakaran yang bahkan menewaskan ketiga anggota misi Apollo 1 pada 1967 silam.
Tak hanya pensil, pena pun berbahaya. Bolpoin pertama yang sukses secara komersial diperkenalkan pada tahun 1945.
Namun sayangnya, pena enggak bisa digunakan di luar angkasa karena tintanya bisa bocor, dan tetesan tersebut bukan sesuatu yang aman di luar angkasa.
Pena luar angkasa
Ada berbagai inovasi yang dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu alat tulis untuk mencatat apa pun yang dilakukan selama misi astronot.
Salah satunya datang dari pendiri Fisher Pen Company, Paul C.Fisher.
Ia bersama dengan Friedrich Scachter dan Erwin Rath membuat pena khusus luar angkasa dan menyempurnakannnya agar enggak bocor.
Mereka lalu mengajukan paten pena luar angkasa pertama di tahun 1965. Untuk memperbaiki kebocoran tinta, Fisher menambahkan sedikit resin ke tinta.
Temuan pena berawal dari mimpi
Ada cerita di balik temuan pena khusus di luar angkasa ini, karena Fisher mengaku mendapatkan petunjuk dari mimpinya.
"Ayah saya telah meninggal sekitar 2 tahun sebelumnya dan dalam mimpi ia mendatangi saya dan berkata untuk menambahkan sedikit resin ke tinta. Itu akan menghentikan aliran," cerita Fisher.
Baca Juga: NASA Temukan Goa di Bulan yang Bisa Ditinggali Manusia, Begini Detailnya
Kemudian, ia langsung memberi tahu ahli kimia dan mencoba setiap jenis serta jumlah resinnya.
"Tiga bulan kemudian ia kembali kepada saya dan mengatakan bahwa saya benar. Ahli kimia itu menggunakan resin dua persen dan bekerja dengan baik, tidak bocor," terangnya.
Pena tersebut menggunakan kartrid tinta bertekanan dan bisa bekerja di berbagai kondisi di mana pulpen normal tak bisa melakukannya.
Fisher lalu memberikan tawaran teknologi itu kepada NASA. Setelah melakukan pengujian ketat, akhirnya NASA memberinya untuk misi Apollo di masa depan.
Pena ini lalu disebut sebagai Fisher Space Pen dan mulai debut di misi Apollo 7 pada 1968.
Fisher Space Pen sampai saat ini masih digunakan, namun astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional memiliki banyak pilihan.
Mereka dilengkapi dengan pena berbagai warna, serta pensil dari jenis mekanis, bukan jenis kayu.
Nah, itu dia alasan mengapa NASA enggak menggunakan pensil saat berada di luar angkasa.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar