GridKids.id - Hari Raya Lebaran selalu menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga.
Biasanya setelah menjalankan salat Ied, umat muslim akan berkumpul dan saling bermaafan kepada orangtua dan sanak saudara.
Selain itu tradisi yang tak pernah terlewatkan yaitu tradisi sungkem atau sungkeman.
Sungkem atau sungkeman adalah salah satu tradisi Jawa yang marak dilakukan saat Idul Fitri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sungkem berarti sujud atau tanda bakti dan hormat.
Banyak yang menuturkan bahwa tradisi yang satu ini merupakan tanda bukti yang ditunjukkan oleh anak kepada orangtua sebagai rasa terima kasih atas bimbingan dan pelajaran yang diajarkan sejak kecil hingga dewasa.
Lantas, apakah makna sungkem saat Hari Raya Lebaran?
Makna Sungkem saat Lebaran
Makna pertama dari tradisi sungkem adalah sebagai sarana yang dilakukan masyarakat Jawa untuk melatih kerendahan hati.
Sebab dengan melakukan sungkem, maka seseorang akan melakukan gestur merendah dan menyembah kepada orang yang lebih tua.
Tak hanya itu, masih ada lagi makna lainnya dari tradisi sungkem ini.
Baca Juga: 8 Rutinitas Idulfitri yang Dilakukan Masyarakat Indonesia, Apa Saja?
Makna dari tradisi sungkem yang berikutnya yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orangtua.
Sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman.
Dalam etika Jawa memandang bahwa manusia tak lepas dari jati dirinya.
Sebagai pribadi yang terdiri dari jasad, jiwa, batin, dan nafsu selama menapaki kehidupan tidak terlepaskan dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya pada masa lalu.
Kesalahan-kesalahan tersebut menyebabkan relasi kehidupan antarpribadi manusia menjadi goncang.
Oleh karena itu, sungkeman merupakan strategi untuk menyelaraskan diri dari kegoncangan antarpribadi manusia.
Tradisi sungkeman, sejatinya memberikan gambaran bahwa kehidupan manusia berlangsung secara terus-menerus.
Adapun kehidupan tersebut, dibingkai dengan nilai filosofi mengupayakan diri pribadi agar mencapai kesempurnaan hidup.
Selanjutnya, makna terakhir dari sungkeman yakni sebagai ritual penyadaran diri pada jiwa-jiwa anak muda yang sering lupa bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang lebih tua.
Bentuk Perpaduan Budaya dan Islam
Tradisi sungkem di tengah kebudayaan masyarakat Indonesia ini rupanya enggak terlepas dari sejarah masa lalu.
Baca Juga: Tradisi Lebaran Beberapa Negara di Berbagai Belahan Dunia yang Unik
Dr. Umar Khayam (alm), seorang budayawan senior Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa sebenarnya tak ada sejarah yang pasti mengenai awal mula dari tradisi sungkem ini.
Namun, yang diketahui secara pasti bahwa tradisi sungkem merupakan akulturasi atau percampuran dari budaya Jawa dengan agama Islam yang zaman dahulu telah banyak dilakukan oleh pemuka agama.
Lalu perpaduan budaya Jawa dan Islam dalam bentuk sungkem tersebut lantas mulai meluas di kalangan masyarakat Indonesia.
Hal ini lantaran keinginan dari para ulama untuk menjalankannya secara kolektif.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar