GridKids.id - Kids, pernahkah kamu berwisata ke kota Yogyakarta?
Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi di musim liburan.
Tak hanya berbagai spot yang masih asri dan penuh nilai budaya Jawa yang kental, Yogyakarta juga terkenal karena kulinernya yang lezat dan harganya yang terjangkau.
Berikut adalah beberapa kuliner khas yang wajib kamu coba ketika berkunjung ke Yogyakarta, di antaranya:
Kuliner Khas Yogyakarta
1. Gudeg
Gudeg adalah kuliner khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah khas Jawa.
Gudeg merupakan kuliner wajib yang harus dicoba ketika seseorang berkunjung ke kota wisata ini.
Gudeg merupakan nangka muda yang diolah dengan rempah khas Jawa dan santan.
Sajian ini memiliki cita rasa manis, gurih, dan pedas yang banyak digemari oleh masyarakat Jawa.
Baca Juga: Sejarah Gudeg, Kuliner Khas Jogja yang Sudah Ada Sejak Abad-15
2. Oseng Mercon
Oseng mercon adalah kuliner dengan cita rasa pedas yang populer dari Yogyakarta.
Bagi para pecinta makanan pedas, kuliner oseng mercon merupakan salah satu kuliner wajib yang harus dicoba ketika bertandang ke Yogyakarta.
Makanan ini memiliki cita rasa pedas ini terbuat dari banyak daging sapi, gajih, hingga kikil yang dimasak dengan banyak campuran cabai rawit pedas.
Biasanya oseng mercon dibuat tanpa tambahan dari kecap atau merica untuk menonjolkan rasa cabai rawit tetap orisinil.
Oseng mercon yang biasa dinikmati dengan nasi putih hangat ini banyak dijajakan di pinggir jalan dan dikenal sebagai kuliner rakyat.
3. Kopi Joss
Kopi joss adalah minuman kopi hitam khas Yogyakarta yang penyajiannya unik karena ditambahkan arang panas.
Salah satu jenis minuman khas yang identik dengan Yogyakarta adalah kopi joss. Kopi ini bukan sekedar sajian kopi biasa, lo, Kids.
Kopi yang disajikan panas-panas ini akan ditambahkan dengan arang panas. Sehingga kopi hitam dan gula yang dicampurkan akan panas dalam waktu yang lebih lama.
Kopi joss yang unik ini biasa dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Baca Juga: Digemari Banyak Orang, Benarkah Minum Kopi Bisa Bikin Panjang Umur?
4. Sate Klathak
Sate klathak adalah salah satu sajian khas sate kambing khas Bantul, Yogyakarta.
Sate ini dibuat dengan cara yang unik karena enggak dibumbui dengan kecap atau bumbu kacang seperti sate lainnya.
Sate klathak hanya dibumbui dengan garam dan ditusukkan pada tusukan jeruji sepeda.
Nama klathak berasal dari suara daging kambing yang dibakar lalu menimbulkan suara klathak.
5. Tengkleng Gajah
Tengkleng gajah adalah kuliner khas yang banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Tengkleng adalah salah satu kuliner sejenis sup yang menggunakan bahan utama tulang kambing.
Di Yogyakarta dikenal sebuah sajian yang banyak disukai wisatawan yaitu Tengkleng Gajah.
Nama sajian ini berasal dari ukuran tulang kambing yang besar sehingga diberi istilah "Gajah"
Baca Juga: Sejarah Sajian Gulai, Kuliner Perpaduan Rempah Nusantara dan India
6. Nasi Tiwul
Tiwul merupakan salah satu makanan tradisional yang banyak dikonsumsi dan dijajakan sebagai jajanan pasar. Biasanya orang-orang membeli tiwul lengkap dengan sajian jajanan seperti lupis, cenil, dan lain sebagainya.
Di beberapa daerah seperti Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar, masyarakatnya mengonsumsi tiwul sebagai makanan pokok untuk menggantikan nasi dari beras.
7. Bakmi Jawa
Bakmi Jawa merupakan salah satu kuliner mi khas Jawa yang populer di Yogyakarta.
Kuliner ini terkenal karena cita rasanya khas Jawa yang lezat dengan tambahan daging dan kaldu ayam kampung yang legit.
Uniknya bakmi Jawa dibuat dengan cara yang masih tradisional yaitu menggunakan anglo dan arang.
Ketika ada yang memesan sajian ini, makan akan dipersiapkan dan diracik satu persatu karena akan diolah dalam sebuah wajan berukuran kecil.
Jadi, bagi pengunjung perlu bersabar untuk bisa menyantap sajian yang satu ini.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
| Penulis | : | Ayu Ma'as |
| Editor | : | Regina Pasys |
Komentar