GridKids.id - Kids, pernahkah kamu melihat orang yang menguap lalu kamu juga ikut tertular menguap saat itu?
Nah, hal ini kerap dialami oleh banyak orang yang juga membuat kita penasaran apa penyebabnya.
Menguap juga sering dianggap sebagai penanda rasa kantuk atau karena kita kurang beristirahat.
Baca Juga: Usir Rasa Kantuk dan Segarkan Tubuh di Siang Hari dengan Power Nap
Namun ternyata, alasan menguap adalah untuk mendinginkan otak agar dapat bekerja lebih efisien.
Di balik itu, ada berbagai macam teori yang masih menyisakan pertanyaan tentang menguap.
Mengapa kita ikut menguap saat melihat orang lain juga menguap?
Ilmuwan yang berasal dari Iniversity of Albany, New York bernama Gr. Gordon mengatakan bahwa menguap bukan berarti kita tertular dari rasa kantuk orang lain.
Menguap merupakan salah satu kebiasaan yang memiliki yang menggiring secara enggak sadar.
Teori lainnya juga mengatakan bahwa seseorang yang menguap karena tertular dari orang lain dapat membantu seseorang untuk mengkomunikasikan tingkat kewaspadaan mereka dan mengkoordinasi waktu tidur.
Baca Juga: Inilah 5 Tips untuk Mengatasi Rasa Kantuk saat Belajar, Salah Satunya Perbaiki Posisi Duduk
Pada dasarnya, jika seseorang memutuskan untuk tidur, mereka akan mengatakannya pada orang lain dengan menguap dan akan dibalas dengan menguap juga yang menjadi sinyal.
Hal ini juga ternyata enggak terjadi kepada semua orang, Kids.
Peneliti Molly Helt dari University of Connecticut, Storrs, mengatakan bahwa menguap dapat membantu dokter untuk mendiagnosis perkembangan gangguan kesehatan pada seseorang.
Selain itu, menguap juga dapat membantu dokter untuk memahami cara seseorang berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain.
Selain itu, pada peneliti lainnya juga menyebut bahwa perilaku menguap muncul karena adanya aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab dengan fungsi motorik.
Untuk itu, dilakukan penelitian terhadap orang lain dengan memperlihatkan sebuah video orang yang sedang menguap.
Dalam percobaan orang diminta untum menahah menguap saat melihat video tersebut.
Hasilnya, peneliti menemukan jika kecenderungan seseorang meniru menguap, ini berkaitan dengan tingkat aktivitas otak di korteks motor seseorang.
Baca Juga: Bantu Usir Kantuk, Coba Resep Punch Lemon yang Segarkan Harimu
Semakin banyak aktivitas di daerah tersebut, maka kecenderungan menguap juga akan makin meningkat.
Selain itu, para peneliti juga menemukan pada beberapa orang yang menolak justru malah makin terdorong untuk menguap.
Selanjutnya peneliti juga menyebutkan bahwa menguap yang menular merupakan jenis echophenomenon yang bermacam-macam jenisnya.
Antaranya seperti echolia atau meniru kata-kata seseorang dan echopraxia adalah meniru tindakan seseorang.
Kids, itulah penjelasan tentang alasan mengapa kita ikut tertular saat melihat orang lain menguap.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,hellosehat.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar