Pada bulan Maret, sebuah penelitian mengamati 2.173 pasien COVID-19 di tiga rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen, Tiongkok.
Mereka menemukan kalau orang dengan golongan darah O juga punya risiko infeksi yang lebih rendah.
Sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu di New England Journal of Medicine menemukan hubungan yang lebih substantif.
Laporan itu menyatakan, pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O punya risiko infeksi parah 50 persen (kasus yang membutuhkan ventilasi atau oksigen tambahan), dibandingkan dengan pasien yang punya golongan darah lain.
Lebih khusus lagi, penulis penelitian menemukan kalau wilayah genom partisipan yang membantu kode golongan darah dikaitkan dengan peluang pasien untuk mengalami gejala yang parah.
Penelitian terpecah pada apakah golongan darah apapun terkait dengan risiko yang lebih tinggi Golongan darah O adalah yang paling umum.
Sekitar 48 persen orang Amerika punya darah tipe O, menurut Oklahoma Blood Institute.
Secara umum, golongan darah seseorang tergantung pada ada tidaknya protein yang disebut antigen A dan B pada permukaan sel darah merah.
Orang dengan darah O enggak punya antigen. Ciri genetik ini diwarisi dari orangtua.
Baca Juga: Cari Tahu Hal yang Bikin Berat Badan Naik Menurut Golongan Darah, Biar Enggak Gampang Kena Penyakit!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar