GridKids.id - Kids, siapa yang merasa sedih musim liburan harus berakhir?
Libur lebaran nyatanya sudah selesai sejak kemarin, ya.
Namun, ada beberapa dari kita masih susah move-on dari waktu bersantai tanpa aktivitas sehari-hari kita biasanya.
Selama liburan banyak aktivitas menyenangkan seperti jalan-jalan, kulineran, atau berdiam di rumah melakukan hobi kita atau menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang kita.
Ternyata perasaan berat melepaskan waktu liburan kita yang berharga dikenal dengan istilah Holiday Paradox, lo.
Holiday paradox merupakan fenomena malas kembali ke realita setelah liburan panjang selesai.
Beberapa orang yang mengalami fenomena holiday paradox ini biasanya akan merasa berat hati dan malas menjalani rutinitas sehari-hari.
Enggak jarang, akan muncul keluhan dan sikap negatif karena perasaan ini.
Padahal memulai aktivitas harusnya selalu dimulai dengan semangat dan pikiran baik, lo.
Holiday paradox juga bisa membuat liburan yang panjang terasa sangat singkat.
Bagaimana penjelasan ilmiah dari efek dan dampak holiday paradox pada pikiran manusia?
Baca Juga: 7 Tips Mengembalikan Semangat Sekolah Setelah Liburan Panjang
Kenapa Liburan Terasa Berlangsung Sebentar?
Menurut laman kompas.com, holiday paradox bisa dijelaskan secara ilmiah dan erat kaitannya dengan psikologis seseorang, Kids.
Menurut Bapak Husin Alatas, dosen Biofisika dan Kompleksitas Institut Pertanian Bogor (IPB), perasaan seseorang yang melihat liburan jadi sebentar sekali merupakan tanda holiday paradox.
Ketika mengalami fenomena ini kita akan merasa aktivitas liburan yang menyenangkan berjalan lebih cepat daripada hari-hari biasanya.
Ternyata anggapan kalau liburan menyenangkan mempengaruhi produksi hormon dopamin dalam jumlah banyak di otak kita.
Inilah yang membuat kita tanpa sadar bisa sangat fokus dengan apa yang kita lakukan selama liburan, Kids.
Liburan begitu menyenangkan dan membuat kita merasa senang, memori yang kita simpan tentang liburan juga seputar itu.
Berbeda dengan rutinitas sehari-hari seperti belajar di sekolah.
Tanpa adanya sesuatu yang berkesan dan rutinitas yang hampir sama setiap hari, menyebabkan produksi dopamin kurang di hari-hari biasa.
Produksi dopamin berkaitan dengan aktivitas otak manusia.
Otak manusia punya cara yang unik untuk mempersepsikan waktu dan memprediksi jeda waktu yang terjadi.
Baca Juga: Happy Holiday: Kenapa Kita Perlu Meluangkan Waktu untuk Liburan?
Inilah yang memunculkan perasaan lama atau sebentar ketika kita memandang waktu liburan, Kids.
Tentu perlu waktu buat kita untuk menerima kalau liburan sudah usai, tapi, jangan sampai itu jadi alasan untuk bermalas-malasan, ya, Kids!
Yuk, semangat lagi kembali belajar dan bermain di sekolah!
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Heni Widiastuti |
Komentar