Proses Terjadinya Fenomena Caping Gunung
Awalnya arus udara yang lembab akan bergerak ke atas, melewati area gunung sampai ke bagian puncak.
Lewatnya udara lembap ini merubah tingkat kelembapan di area yang dilaluinya dan mendorong terjadinya pengembunan.
Setelahnya awan akan terbentuk dan saling bertumpukan dalam hitungan jam hingga berhari-hari lamanya.
Caping gunung bisa bertahan sangat lama disebabkan karena aliran udara yang cukup lembap dan masuk ke dalam awan dan melengkapi komposisi pembentukan awannya.
Awan jenis ini bisa dibilang langka karena perlu bukit atau gunung yang ketinggiannya mendukung, nih, Kids.
Caping gunung biasanya terbentuk di ketinggian 8.000 - 20.000 kaki atau setara 2.438 -6.096 meter.
Caping gunung atau awan lenticular bisa dibedakan jadi tiga jenis, di antaranya:
- Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL) yang biasanya terjadi di dataran rendah
- Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL), yang biasanya terjadi di ketinggian tingkat menengah.
- Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL), terjadi di daerah yang area ketinggiannya lebih tinggi dari atmosfer.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Fenomena Alam Petir yang Berbeda dengan Guntur
Source | : | Ilmugeografi.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar