Setiap zat gizi yang masuk ke mulut dan tubuh kamu akan langsung mengambil peran sebagai inhibitor (penghambat), atau enhancer (pendukung) bagi zat gizi lainnya.
Bawang putih tersebut harus diolah halus. Tubuh mampu menyerap kandungan gizi bawang putih yang halus dengan lebih baik.
Dengan kata lain, bioavailabilitas bawang putih meningkat setelah dihaluskan.
Selain mengubah bentuk makanan, ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan atau justru menurunkan bioavailabilitas suatu bahan makanan.
Lalu, apa saja yang memengaruhi proses penyerapan zat gizi dalam makanan?
1. Kombinasi makanan dan minuman yang dilahap bersamaan
Setiap zat gizi yang masuk ke mulut dan tubuh kamu akan langsung mengambil peran sebagai inhibitor (penghambat), atau enhancer (pendukung) bagi zat gizi lainnya.
Jika suatu zat gizi mengambil peran inhibitor, ia akan menghambat proses penyerapan zat gizi lain dalam makanan.
Sebaliknya, zat gizi yang berperan sebagai enhancer akan meningkatkan penyerapan zat gizi lainnya di dalam tubuh.
Contohnya saat kamu makan makanan sumber zat besi bersamaan dengan makanan sumber kalsium, itu justru akan dapat menghalangi penyerapan zat besi.
Artinya, penyerapan zat besi akan terhambat jika dikonsumsi bersamaan dengan kalsium.
2. Zat gizi jadi pesaing
Baca Juga: Fakta Gizi dan Manfaat Kangkung untuk Kesehatan, Baik untuk Pencernaan
Source | : | kemendikbud.go.id,Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar