GridKids.id - Kids, pernahkah kamu menyantap makanan tradisional bernama buntil?
Buntil adalah salah satu makanan khas kota Banjarnegara, Jawa Tengah, yang mudah juga ditemukan di beberapa kota di sekitarnya seperti Purwokerto, Purbalingga, hingga Temanggung.
Dilansir dari laman goodnewsfromindonesia.id, menurut ceritanya nama buntil berasal dari proses pembuatan makanan ini.
Daun talas atau daun singkong yang jadi pembungkusnya dibuat until-until atau ikatan memutar.
Di dalam daun talas dan daun singkong itu berisikan parutan kelapa yang sudah dibumbui dengan berbagai rempah dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, kencur, dan lengkuas yang dihaluskan.
Biasanya dalam isian buntil juga ditambahkan ikan teri asin sehingga rasanya jadi makin sedap.
Isian itu dibungkus dengan daun singkong, daun pepaya, atau daun talas air yang diikat menggunakan tali tipis terbuat dari bambu sebelum dikukus hingga matang.
Barulah setelah buntil selesai dikukus, ikatannya bisa dilepaskan dan disajikan dengan kuah santan pedas dan gurih yang kaya rasa.
Ada dua jenis buntil yang umum dikenal di daerah asalnya, yaitu:
- buntil kambang, yaitu buntil yang kuahnya melimpah;
- buntil kering, buntil yang disajikan tanpa tambahan kuah santan.
Baca Juga: Mengenal Kuliner Botok, Menu Makanan Kuno Masyarakat Jawa Tempo Dulu
Buntil, Makanan Tradisional yang Populer sampai Eropa
Buntil termasuk salah satu makanan tradisional karena bahan-bahan untuk membuatnya adalah bahan-bahan lokal daerah asalnya.
Meski dianggap sebagai makanan tradisional, ternyata kelezatan makanan ini bisa menginspirasi orang Eropa untuk membuat makanan yang mirip buntil, lo, Kids.
Dilansir dari laman budparbanjarnegara.com, di kawasan Yunani dan Turki ada makanan yang mirip buntil dengan daun pembungkusnya berasal dari daun anggur muda dengan isian nasi di dalamnya.
Kuliner Yunani dan Turki yang disebut mirip buntil yaitu Dolmades atau Dolma.
Ada dugaan bahwa makanan ini bisa diadaptasi sampai ke Eropa lewat jalur perdagangan.
Indonesia yang terkenal akan rempah-rempahnya menarik datangnya para pedagang dari Eropa termasuk bangsa Turki dan Yunani kala itu.
Berbagai rempah-rempah yang mudah ditemukan di Indonesia banyak dicari dan laku di pasar Eropa.
Kaitannya dengan buntil, Banjarnegara merupakan kawasan subur yang menjadi salah satu kawasan yang banyak ditemukan rempah-rempah.
Interaksi antara para pedagang asing dengan masyarakat lokal memungkinkan para pedagang itu mengenal buntil dan cita rasanya yang lezat.
Meski baru dugaan, buntil bisa jadi menginspirasi pembuatan dolmades.
Baca Juga: 12 Manfaat Daun Singkong yang Baik untuk Kesehatan Tubuh, Apa Saja?
Namun, karena di daerah asalnya enggak ditemukan berbagai bahan untuk membuatnya maka dilakukan sedikit modifikasi.
Daun anggur muda yang banyak ditemukan di kawasan itu lalu digunakan sebagai pengganti daun singkong, daun talas, atau daun pepaya.
Isian nasi juga digunakan untuk menggantikan kelapa yang enggak ditemukan di kawasan itu.
Menarik sekali jika keduanya benar punya kaitan satu sama lain, ya.
Betapa makanan dan cita rasa yang lezat bisa mengarungi perbedaan budaya dan menginspirasi satu sama lain.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Goodnewsfromindonesia.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar