Kenapa Kue Kering Identik dengan Hari Raya?
Kue kering adalah kudapan ringan yang punya daya simpan cukup lama.
Kue kering awalnya diperkenalkan kepada keluarga Bangsawan pribumi, barulah tren kue kering ini dikenal oleh masyarakat pribumi di kelas bawahnya.
Hari raya lebaran identik dengan silaturahmi dan kedatangan para tamu ke rumah.
Nah, kue kering yang punya daya simpan lama bisa disuguhkan kepada tamu dan memudahkan tuan rumah supaya enggak perlu repot menyiapkan suguhan tiap kali ada tamu yang datang.
Pengaruh budaya kuliner Belanda mulai memengaruhi perubahan selera masyarakat di Nusantara.
Dilansir dari laman bake.co.id, penyajian kue kering di momen lebaran bisa menunjukkan status sosial kala itu.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Fadly Rahman, seorang sejarawan kuliner dari Universitas Padjajaran, budaya menyajikan kue kering dimulai dari kalangan para Bangsawan pribumi yang bisa berinteraksi dengan kalangan orang Belanda pada masa itu.
Dari situlah pengaruh tradisi Belanda bisa menyebar sampai ke lapisan masyarakat kelas bawah.
Pengaruh tradisi ini membuat banyak masyarakat kalangan menengah ke atas enggak lagi menyajikan berbagai kue basah tradisional yang terbuat dari tepung beras, tepung ketan, sagu, yang punya daya simpan lebih singkat.
Berbagai sajian kue kering yang populer di Indonesia kini merupakan hasil modifikasi dari resep aslinya yang berasal dari Belanda.
Baca Juga: Ingin Kue Kering Awet, Begini Cara Penyimpanan yang Tepat dalam Toples
Source | : | kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar