GridKids.id - Ketika sudah memasuki bulan Ramadan, banyak orang yang sudah menaruh perhatian pada berbagai sajian khas hari raya.
Bukan hanya opor atau ketupat yang jadi khasnya, kue-kue kering yang tersimpan rapi dalam toples cantik di ruang tamu juga sudah jadi bagian yang enggak bisa dilepaskan dari tradisi hari raya, nih, Kids.
Tapi, tahukah kamu bahwa tradisi kue kering lebaran sebenarnya baru dimulai sejak masa kolonial Belanda?
Pada masa itu, masyarakat mulai melakukan penyesuaian terhadap gaya hidup orang Belanda, dari gaya hidup, bahasa, hingga kuliner.
Kue kering atau yang biasa disebut kukis berasal dari bahasa Belanda, kookje, yang artinya kue kecil.
Keberadaan masyarakat Belanda yang menetap di Hindia Belanda membawa banyak perubahan pada gaya hidup masyarakat lokal, salah satu yang tampak adalah penyajian kue kering sebagai suguhan hari raya.
Masyarakat mulai beralih dari sajian-sajian kue tradisional menjadi kue-kue kering yang dianggap lebih awet dan tahan lama.
Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat ini begitu mendarah daging dan sampai hari ini masih kita temui di sekitar kita.
Coba perhatikan apakah ada rumah saudara yang enggak menyajikan kue kering ketika lebaran, jika ada tentu bisa dihitung jari, nih, Kids.
Baca Juga: Sejarah Cookies, Kudapan Manis yang Lahir dari Percobaan Suhu Oven Pemanggang
Kenapa Kue Kering Banyak Digemari Masyarakat?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar