GridKids.id - Setiap negara pasti mempunyai asas kewarganegaraan.
Mengutip dari Modul PPKn Kelas X Kemendikbud Ristek, asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara.
Asas yang paling dikenal yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis.
Asas ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang ditentukan berdasarkan keturunan orang tersebut.
Sedangkan asas ius soli adalah kewarganegaraan seseorang yang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya.
Di Indonesia, asas kewarganegaraan telah diatur secara jelas pada Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 dengan mencakup pada 2 (dua) pedoman yakni asas kewarganegaraan umum dan kewarganegaraan khusus.
1. Asas kewarganegaraan umum
Asas kewarganegaraan umum mencakup atas 4 (empat) asas, yakni Asas Ius Soli, Asas Kewarganegaraan Tunggal, Asas Ius Sanguinis, dan Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas.
a. Asas ius sanguinis
Asas ius sanguinis merupakan asas kewarganegaraan seseorang yang ditentukan berdasarkan keturunan orang tua.
Contoh negara yang memegang asas ius sanguinis, yakni: China, Belanda, Jepang, dan Indonesia.
Baca Juga: 6 Jenis Asas Kewarganegaraan Khusus Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006, Apa Saja?
b. Asas ius soli
Asas ius soli merupakan asas kewarganegaraan seseorang yang ditentukan dengan berdasarkan tempat lahir.
Asas ini mayoritasnya digunakan oleh negara yang berada di benua Amerika, tetapi jarang ditemukan di tempat lainnya, seperti Australia, Amerika, Brazil, dan Kanada.
c. Asas kewarganegaraan secara tunggal
Asas kewarganegaraan tunggal berlaku secara mutlak bagi setiap warga negara yang telah dewasa atau hanya boleh satu kewarganegaraan saja, yaitu Indonesia.
d. Asas kewarganegaraan secara ganda terbatas
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas berlaku pada anak yang lahir dari hasil perkawinan campuran atau memiliki orang tua yang berbeda kewarganegaraan.
Anak seperti itulah, nantinya akan mewarisi kewarganegaraan kedua orangtuanya hingga berusia 18 tahun atau sudah menikah.
2. Asas kewarganegaraan khusus
Selain keempat asas yang terdapat di dalam asas kewarganegaraan umum, terdapat pula beberapa asas kewarganegaraan khusus yang menjadi dasar dari penyusunan Undang-undang mengenai kewarganegaraan Republik Indonesia, terdiri dari:
- Asas persamaan hukum dan pemerintah
Baca Juga: 3 Masalah Kewarganegaraaan Akibat Penerapan Asas Kewarganegaraan di Indonesia
- Asas kebenaran substantif Asas non-diskriminatif
- Asas pengakuan dan penghormatan kepada Hak Asasi Manusia (HAM)
- Asas keterbukaan Asas publisitas
Contoh penerapan asas ius sanguinis dan asas ius soli
Setiap negara memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, baik itu menggunakan asas keturunan maupun asas kedaerahan.
Hal ini kemudian menimbulkan dua kemungkinan status kewarganegaraan yaitu apatride dan bipatride.
Apatride adalah keadaan di mana seseorang tak memiliki kewarganegaraan sama sekali.
Contohnya seperti berikut ini:
Desi lahir di negara X yang menganut asas ius sanguinis dan merupakan keturunan dari bangsa Y yang menganut asas isu soli.
Maka Desi bukan merupakan warga negara X dan juga bukan warga negara Y.
Artinya Desi tidak memiliki kewarganegaraan sama sekali atau apatride.
Baca Juga: Demi Bermain di Piala Dunia, 3 Pemain Ini Pindah Kewarganegaraan
Sedangkan bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan sekaligus atau kewarganegaraan rangkap.
Contoh penerapannya seperti berikut ini:
Riki merupakan keturunan negara C yang menganut asas ius sanguinis dan lahir di negara A yang menganut asas ius soli.
Karenanya Riki dianggap sebagai warga negara C sekaligus warga negara A.
Hal ini bisa berlaku karena Riki memiliki garis keturununan di negara C karena asas keturunan dan negara A mengakui Riki sebagai warga negara karena menganut asas kedaerahan.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar