GridKids.id - Kids, apa saja yang kamu ketahui tentang Perang Saparua pada masa kolonial Belanda?
Pada buku materi IPS kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka terdapat perintah untuk mencari informasi tentang Perang Saparua.
Nah, kali ini GridKids akan membahas tentang sejarah Perang Saparua, ya.
Perang Saparua adalah salah satu bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Perlawanan ini terjadi di daerah Maluku, seperti Ambon, Seram, Hitu dan pusatnya ada di Saparua.
Untuk itulah perlawanan ini dinamai Perang Saparua.
Perang Saparua dipimpin oleh Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.
Lantas, bagaimana sejarah terjadinya perang Saparua? Yuk, kita cari tahu.
Latar Belakang Perang Saparua
Seperti perlawanan di daerah lainnya, perang ini terjadi karena ingin mengusir pemerintah kolonial Belanda.
Kala itu, masyarakat Maluku dibuat menderita dan merasa tertindas.
Baca Juga: Sejarah Perang Diponegoro pada Masa Kolonial Belanda, Materi IPS Kelas 8
Rakyat dipaksa menyediakan kebutuhan makanan untuk kapal perang Belanda.
Bahkan ada aturan yang memaksa pemuda di Maluku untuk ikut berperang bersama Belanda.
Lalu, adanya sikap sewenang-wenang dari residen Saparua yaitu Van den Berg.
Atas dasar tersebut, rakyat Maluku berencana melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda.
Rencana Perlawanan
Para tokoh dan pemuda di Maluku membuat pertemuan rahasia untuk menyusun perlawanan.
Di antaranya adalah pertemuan di Pulau Haruku dan di Pulau Saparua pada 14 Mei 1817.
Akhirnya, Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura dipilih menjadi pemimpin pasukan.
Selain itu ada tokoh penting lainnya yaitu Anthonie Rhebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, Said Perintah, Ulupaha, dan Christina Martha Tiahahu.
Dimulainya Perlawanan
Kapal-kapal kolonial Belanda menjadi sasaran pertama oleh pasukan yang dipimpin Kapitan Pattimura.
Baca Juga: Sejarah Perang Aceh pada Masa Kolonial Belanda, Materi IPS Kelas 8
Lalu, para pejuang Maluku menuju Benteng Duurstede di Pulau Saparua.
Pada perlawanan tersebut, rakyat Maluku berhasil merebut Benteng Duurstede pada 15 Mei 1817.
Bahkan, pemimpin mereka, Van den Berg berhasil dilumpuhkan.
Belanda akhirnya mengirim 300 tambahan pasukan dan dipimpin oleh Mayor Beetjes.
Namun rakyat Maluku kembali melumpuhkan Belanda dan Mayor Beetjes meninggal dalam kejadian tersebut.
Kemudian Belanda melipatgandakan kekuatan dengan mengirim 1.500 pasukan ke Maluku.
Akkhirnya Benteng Duurstede kembali direbut dan rakyat Maluku menjadi terdesak.
Akhir Perang Saparua
Penangkapan Kapitan Pattimura menjadi awal kekalahan rakyat Maluku.
Akibat pengkhianatan seorang warga, musuh berhasil mengetahui tempat persembunyian Pattimura.
Pattimura akhirnya dijatuhi hukuman mati pada Desember 1817 di Benteng Victoria, Ambon.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kompas,kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Andy Nugroho |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar