Subvarian XBB juga dikenal dengan BA.2.10. Nah, subvarian ini merupakan kombinasi dari varian BA.2.75 dan BJ.1.
Sejauh ini, para ahli sepakat jika varian Omicron XBB lebih menular daripada subvarian lainnya.
Meski demikian, menurut epidemiolog Dicky Budiman menjelaskan bahwa tingkat keparahan dan kematian varian XBB jauh lebih berkurang dibanding varian sebelumnya, Kids.
Perlu diingat juga adanya risiko terkena long COVID jika terus menerus terinfeksi kembali.
Nah, jika terkena long COVID maka beberapa organ tubuh bisa mengalami kerusakan long term.
Melansir dari kompas.com, selain Singapura dan Amerika Serikat, varian Omicron XBB juga sudah terdeteksi di negara Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Australia.
Lantas seperti apa gejala varian Omicron XBB, Kids?
Berdasarkan gejala pasien di Singapura dalam kompas.com, COVID-19 Omicron XBB menyebabkan gejala ringan, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan.
Nah, gejala tersebut dialami oleh pasien yang sebelumnya sudah divaksin.
Perlu diketahui bahwa varian ini berisiko bagi mereka yang enggak divaksinasi, ya.
Baca Juga: Mirip dengan Varian Omicron, Benarkah Subvarian Centaurus Lebih Mudah Menular?
Oleh karena itulah penting untuk tetap menjaga kesehatan, seperti tetap menggunakan masker, mencuci tangan, dan vaksinasi penuh.
Demikianlah informasi tentang varian Omicron XBB yang sudah terdeteksi di Singapura dan menyebar ke beberapa negara.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar