GridKids.id - Kids, COVID-19 Varian Omicron BA.4 dan BA.5 belum hilang, kini muncul subvarian baru.
Nah, COVID-19 Omicron subvarian baru BA.2.75 atau Centaurus diketahui sudah terdeteksi di Indonesia.
Ditemukan dua kasus di Jakarta dan satu di Bali positif terinfeksi subvarian Centaurus.
Pasien yang terinfeksi diketahui mengalami gejala ringan dan hingga kini belum ditemukan gejala berat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan subvarian Centaurus sebagai VoC-Lum.
Artinya, subvarian tersebut lebih menular dibandingkan subvarian lainnya.
Hingga saat ini Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI mencari sumber asal subvarian Centaurus sehingga masuk ke Indonesia.
Subvarian baru ini pertama kali ditemukan di India yang kemudian menyebar ke berbagai negara.
Mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, Singapura, Inggris, dan Indonesia.
Baca Juga: Mirip dengan Varian Omicron, Benarkah Subvarian Centaurus Lebih Mudah Menular?
Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman dalam Kompas.com, subvarian BA.2.75 atau Omicron Centaurus bisa dengan cepat menyebar di dunia.
Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut melakukan peningkatan mobilitas mayarakat, minim testing, tracking, dan pelonggaran.
Sehingga membuat sunvarian atau varian yang ada menyebar dengan cepat.
Bagi kelompok rawan seperti penyandang komorbid dan lansia, subvarian Centaurus bisa menjadi ancaman.
Di samping itu, juga bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi booster.
Lalu, apa perbedaan Omicron subvarian Centaurus dengan varian lama?
Perbedaan Omicron Subvarian Centaurus dengan Varian Lainnya
Menurut ahli epidemiologi, subvarian Centaurus memiliki kemampuan yang jauh lebih kuat dari COVID-19 varian Delta.
Hal ini dilihat dari kemampuan subvarian Centaurus menginfeksi kembali penyintas COVID-19.
Baca Juga: Terdeteksi di Jakarta dan Bali, Ketahui Gejala Subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus
Subvarian baru juga memiliki kemampuan untuk menurunkan efikasi antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi atau terinfeksi COVID-19.
Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan subvarian Centaurus bisa menyebabkan penyakit yang lebih serius dibanding varian lainnya.
Nah, demikianlah informasi tentang subvarian Centaurus yang lebih mudah menular dan perbedaannya dengan varian lainnya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar