Kemampuan reinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 karena memiliki mutasi yang memungkinkan untuk menghindari antibodi.
Diketahui Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada Januari dan Februari 2022.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kedua varian tersebut adalah saudara asli dari BA.1 atau Omicron asli.
Pada kasus baru di Amerika Serikat varian BA.4 dan BA.5 mengandung mutasi yang enggak ada di subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Sehingga subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bisa menghindari antibodi penetralisir yang ditimbulkan oleh infeksi dan vaksin COVID-19.
Untuk menjaga tingkat antibodi COVID-19 yang beredar darah, para ahli menyarankan untuk tetap memantau dengan vaksin.
Perlindungan yang lebih baik bisa dilihat dengan vaksin yang menargetkan beberapa jenis virus.
Meski bisa menghindari kekebalan, diharapkan bahwa vaksin masih bisa melindungi terhadap penyakit serius.
Lantas, bagaimana dengan kasus COVID-19 di Indonesia?
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan di Indonesia. Saat ini total ada 57 pasien yang didiagnosis terpapar subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, lonjakan kasus yang disebabkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 disebabkan diperkirakan akan terjadi bulan depan (Juli).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar