Dilansir dari hellosehat.com, sebuah penelitian dari Korea Selatan menunjukkan bahwa semakin banyak seseorang mengonsumsi mie instan maka makin tinggi risikonya untuk mengalami sindrom metabolik.
Penelitian itu menunjukkan bahwa partisipan yang makan mie instan sebanyak 3 kali atau lebih dalam seminggu, terbukti punya tensi dan kadar glukosa darah yang lebih tinggi daripada partisipan yang makan mie instan sekali sebulan.
4. Risiko Gangguan Pencernaan
Mie instan mengandung zat tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) ketika melalui proses pengawetannya.
Tubuh manusia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna zat pengawet ini dan masuknya zat ini cenderung mengganggu sistem pencernaan tubuh.
Proses pencernaan yang terhambat karena zat TBHQ ini juga membuat perut kesulitan menyerap nutrisi makanan lain setelahnya.
Baca Juga: Enggak Perlu Takut Lagi, Ini 4 Tips Makan Mi Instan tapi Tetap Sehat, Jangan Lupa Campurkan Tofu
5. Risiko Penyakit Liver
Mie instan mengandung berbagai pengawet dan zat aditif yang jika dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan dampak pada organ hati manusia.
Organ hati atau liver bisa kewalahan karena timbunan lemak berlebih di dalamnya.
Timbunan lemak yang enggak segera diatasi ini bisa memicu kerusakan pada organ hati atau liver.
Nah, itulah penjelasan tentang bahaya yang bisa dialami tubuhmu jika kamu terlalu banyak makan mie instan.
Untuk mengatasi bahaya konsumsi mie instan, kamu perlu membatasi kebiasaan dan porsi ketika mengonsumsi mie instan, ya, Kids.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar