Keju awalnya lahir dari sebuah ketidaksengajaan, ketika para gembala sapi menyimpan susu dalam perut hewan. Rennet atau enzim dalam perut hewan inilah yang membuat susu jadi mengental dan terpisah menjadi dadih dan whey.
Versi lain menyebutkan bahwa keju sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi adalah tinggalan sejarah yang tampak pada dinding makan Mesir Kuno yang berasal dari sekitar 4000 tahun lalu.
Keju yang digambarkan itu memiliki rasa yang asin tapi bertekstur rapuh, perpaduan antara keju feta dan keju cottage.
Hal itu masuk akal jika dikaitkan dengan suhu wilayah itu yang dianggap cukup tinggi sehingga keju yang dibuat membutuhkan lebih banyak garam untuk mengawetkannya.
Dari Mesir, keju lalu menyebar ke arah utara dan mulai diperkenalkan ke wilayah Yunani dan Roma yang dari sanalah lalu lahir lebih banyak lagi varian keju yang mendunia.
Keju bisa berkembang pesat dan lebih beragam karena suhu yang dirasa lebih cocok untuk melakukan eksperimen pembuatan berbagai jenis keju.
Pasca kekaisaran Romawi mengalami keruntuhan, wilayah jajahannya di Eropa pada sekitar abad 9-11 M lalu mengembangkan teknologi pembuatan keju sesuai selera dan versinya masing-masing.
Perkembangan keju kala itu disebut enggak bisa lepas dari bantuan para biarawan dari biara-biara Eropa. Jenis keju yang disebutkan dalam catatan sejarah pada era itu seperti gorgonzola dan roquefort.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Bobo.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar