GridKids.id - Belakangan di Indonesia sedang sering turun hujan seharian, suasana berubah jadi dingin dan lembab.
Tapi, tahukah kamu bahwa perubahan cuaca bisa membawa pengaruh terhadap suasana hati seseorang?
Bahkan dalam kondisi yang ekstrem seseorang bisa mengalami depresi setiap kali pergantian musim atau cuaca. Fenomena ini dikenal dengan istilah depresi musiman atau seasonal depression.
Depresi musiman ini merupakan jenis depresi ringan yang berkaitan dengan perubahan musim yang dikenal dengan istilah seasonal affective disorder (SAD).
Kondisi gangguan mental ini biasanya terjadi di negara yang memiliki empat musim, meskipun enggak menutup kemungkinan bisa terjadi di negara dua musim seperti di Indonesia.
Uniknya kondisi depresi ini bisa dimulai dan berakhir di waktu yang sama tiap tahunnya.
Di negara yang punya empat musim, biasanya gejala ini akan mucul pada musim gugur hingga musim dingin.
Kondisi itu bisa menimbulkan depresi pada seseorang ketika musim semi atau awal musim panas.
Baca Juga: Dari Sakit Punggung hingga Depresi, Inilah 6 Tanda Tubuh Kelebihan Jam Tidur
Penyebab Depresi Musiman
Hingga saat ini belum diketahui apa yang jadi penyebab pasti seseorang bisa mengalami jenis depresi ini.
Namun, beberapa ahli menganggap kondisi ini disebabkan karena orang-orang yang mengalami seasonal depression ini kekurangan paparan sinar matahari.
Dilansir dari hellosehat.com, ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebab dari depresi musiman, yaitu:
- Ketidakseimbangan zat kimia pada otak
Senyawa kimia pada otak yang disebut neurotransmitter menjadi penghubung dengan saraf.
Salah satu senyawa kimia tersebut adalah serotonin yang memengaruhi perasaan bahagia.
Berkurangnya produksi serotonin memengaruhi suasana hati seseorang.
Hal ini terjadi ketika seseorang enggak memeroleh paparan sinar matahari yang cukup.
- Adanya lonjakan melatonin
Senyawa melatonin memengaruhi pola tidur manusia. Jika manusia enggak memeroleh paparan cahaya matahari yang cukup maka tubuh akan memproduksi melatonin secara berlebihan.
Hal ini akan mendorong seseorang merasa terus mengantuk dan malas bergerak selama musim dingin.
- Kurangnya vitamin D
Senyawa serotonin juga dipengaruhi oleh adanya asupan vitamin D dalam tubuh. Cahaya matahari merupakan sumber vitamin D alami untuk tubuh manusia.
Selama musim hujan dan musim dingin sangat jarang ada cahaya matahari, sehingga hal ini memicu terjadinya depresi musiman.
- Terjadi perubahan jam biologis
Ketika enggak memeroleh paparan sinar matahari yang cukup, maka jam biologis tubuhnya bisa berubah.
Jam biologis tubuh manusia memengaruhi jam tidur, selera makan, hingga suasana hati seseorang.
Baca Juga: 4 Manfaat Merajut Bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya Redakan Depresi
Gejala depresi ini biasanya ditandai dengan adanya beberapa kondisi fisik maupun mental, di antaranya:
- Selalu merasa sedih
- Mengalami kecemasan berlebihan
- Tubuh terasa lesu dan sering kekurangan energi
- Punya perasaan putus asa dan enggak berharga
- Sering kehilangan fokus dan kehilangan nafsu makan
- Suasana hati sering terasa kacau
- Merasa kehilangan minat pada hal-hal yang disukai
- Kesulitan atau kelebihan waktu tidur
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar