GridKids.id - Kids, apakah kamu salah satu dari banyak penggemar sajian gurih atau bercita rasa asin?
Banyak sajian bercita rasa gurih dan asin yang digemari banyak orang. Enggak sulit untuk menyebutkan deretan menu junk food dan camilan ringan yang banyak digemari dan jadi comfort food bagi sebagian besar para penikmat kuliner.
Hal ini bisa dimaklumi karena menurut penelitian, otak manusia merespon sodium yang masuk dalam tubuh seperti efek kecanduan zat nikotin.
Tapi, tahukah kamu bahwa kebiasaan ini bisa menyebabkan kadar garam dalam tubuh jadi berlebihan?
Garam mengandung mineral sodium yang berguna untuk mengatur cairan tubuh, menjaga transmisi saraf hingga kontraksi pada otot.
Hal ini bisa menimbulkan gejalan gangguan kesehatan pada tubuh yang ditandai dengan tanda-tanda seperti:
1. Terus merasa haus
Makanan yang tinggi kandungan sodium bisa membuat seseorang yang mengonsumsinya jadi lebih cepat merasa haus.
Kandungan sodium yang berlebihan bisa menimbulkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga membuat orang yang mengalaminya jadi merasa terus ingin minum.
Perlu waspadai jika kamu merasa terus ingin minum, ya, Kids. Bisa jadi kadar garam dalam tubuhmu sudah berlebihan, nih.
Baca Juga: Enggak Boleh Disepelekan, Ternyata Penyebab Sering Haus Bisa Saja Karena 4 Hal Ini
2. Susah fokus
Kadar garam yang terlalu banyak dalam tubuh bisa memengaruhi fungsi otak, lo.
Sebuah penelitian dilakukan di Kanada pada 2011, memantau orang-orang dewasa yang jarang bergerak dan sering mengonsumsi makanan tinggi sodium punya risiko tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif otak dibanding dengan mereka yang enggak punya kebiasaan yang sama.
3. Beberapa bagian tubuh membengkak
Konsumsi garam atau sodium berlebihan bisa menyebabkan pembengkakan dan edema pada bagian tubuh tertentu.
Hal ini disebabkan karena adanya penumpukan cairan dalam jaringan tubuh, kondisi ini sering dianggap sebagai tanda seseorang memiliki penyakit.
Namun, bisa jadi kondisi ini menandai bahwa tubuh seseorang memiliki kadar garam yang sudah berlebihan.
4. Peningkatan tekanan darah
Salah satu dampak terlalu banyak mengonsumsi garam adalah lonjakan tekanan darah dalam tubuh juga ikut meningkat.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Kurang Minum Air Putih Ternyata Bisa Memicu Penyakit Berbahaya Ini
Semakin tinggi kandungan natrium dalam darah, maka volume darah juga akan semakin meningkat.
Kenaikan volume darah ini yang bisa mendorong terjadinya lonjakan tekanan darah yang berisiko merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan hipertensi.
5. Mulut menjadi kering
Konsumsi garam berlebihan bisa menyebabkan tubuh jadi kebingungan membedakan mana cairan garam dan mana cairan dari air mineral.
Hal ini akan menyebabkan hormon jadi enggak seimbang khususnya pada cairan dalam tubuh.
Sehingga tubuh jadi kering. Salah satu bagian tubuh yang menunjukkan tanda-tanda ini adalah bibir.
6. Mulai kehilangan kemampuan indera perasa
Jika dalam beberapa waktu kamu merasa semua makanan terasa hambar sampai kamu harus menambahkan beberapa garam pada makananmu, kamu perlu berhati-hati, nih, Kids.
Ini bisa jadi tanda bahwa tubuhmu sedang kelebihan garam, hal ini ditunjukkan dengan toleransi indera pengecapmu yang lama-lama enggak peka terhadap rasa asin.
Baca Juga: 6 Makanan yang Baik untuk Menurunkan Darah Tinggi, Salah Satunya Cokelat Hitam
Inilah yang membuat kamu merasa ingin terus mengonsumsi makanan yang jauh lebih asin daripada seharusnya.
Nah, Kids, itulah tadi enam tanda tubuhmu kelebihan garam yang beberapa gejala yang muncul mungkin enggak langsung disadari.
Namun, setelah mengetahui uraiannya kamu bisa jadi lebih memperhatikan asupan makananmu, ya.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin bisa berdampak pada kesehatan tubuh, mulai dari lonjakan tekanan darah hingga penurunan fungsi kognitif otak.
Baca Juga: Sering Ingin Mengonsumsi Makanan Asin? Bisa Jadi 4 Masalah Kesehatan Ini Penyebabnya
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Halodoc.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar