Acar kala itu banyak diberikan kepada prajurit karena diyakini bisa menambah pasokan energi bagi orang yang menyantapnya.
Hal ini berlanjut ketika mulai banyak penjelajah samudera yang membawa acar yang sudah difermentasikan sebagai bekal perjalanan.
Karena awet acar dianggap sebagai bekal yang cocok untuk dibawa dalam perjalanan panjang menjelajah benua-benua.
Selain itu, acar juga punya manfaat mencegah penyakit kulit yang banyak dialami oleh awak kapal kala itu.
Asupan vitamin C yang minim disebut sebagai penyebab banyak awak kapal yang menderita penyakit kulit selama perjalanan pelayaran.
Lalu, pada sekitar abad ke-19, didirikanlah perusahaan industri acar pertama yaitu Heinz Company.
Upaya promosi makanan tradisional ini dalam sebuah pameran di Chicago menarik perhatian pengunjung.
Sebuah pin berbentuk acar diberikan sebagai strategi pemasaran yang kala itu membuat produk acarnya sukses besar di pasaran.
Baca Juga: Di Balik Kesegarannya, Kenali Manfaat dan Risiko Mengonsumsi Acar untuk Kesehatan
Barulah pada abad ke-20 sajian ini makin populer hingga ke seluruh dunia.
Saking populernya acar menjadi makanan yang paling dicari-cari pada masa perang dunia ke II.
Source | : | Kompas.com,Bobo.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar