Dipengaruhi Neurotisme
Seiring bertambahnya usia dan peralihan ke masa remaja dan dewasa, intensitasnya akan semakin berkurang.
Para peneliti dari Universities of Mannheim and Heidelberg, Jerman, mengungkap bahwa kepribadian juga bisa menjadi salah satu cara memprediksi apakah seseorang bisa atau enggak mengalami sebuah lucid dream.
Penelitian itu menunjuk bahwa neurotisme atau faktor kepribadian dan suasana hati seseorang yang memengaruhi frekuensi dan intesitas lucid dream seperti cemas dan depresi.
Orang dengan neurotisme yang memiliki kecemasan dan depresi memiliki kemungkinan lebih besar untuk memainkan peran dan mengaktifkan kesadaran yang biasanya nonaktif selama seseorang tertidur.
Keadaan Otak ketika Lucid Dream Terjadi
Ketika seseorang tidur dan mengalami lucid dream maka terjadi peningkatan aktivitas di area otak yang memengaruhi fungsi kognitif tinggi seperti perhatian, ingatan, perencanaan, dan kesadaran diri.
Peneliti menyebut ketika seseorang sedang mengalami lucid dream, mereka memiliki kuasa yang sama untuk menentukan keputusan dalam mimpinya sebesar dan senyata yang bisa dilakukannya ketika terjaga.
Source | : | klikdokter.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar