7. Gempa bumi dangkal, gempa ini merupakan gempa dengan titik pusat kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa jenis ini dapat mengakibatkan kerusakan, seperti yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat.
Nah, sekarang kita lanjut mengenal apa itu magnitudo.
Magnitudo itu merupakan sebuah besaran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besarnya energi sismik yang dihasilkan oleh sumber gempa.
Kalau menurut BMKG, magnitudo akan lebih bekerja di ranah frekuensi, dari spektrum gelombang gempa. Spektra gempa dalam bentuk perpindahan partikel batuan bukan kecepatan getaran partikel tanah.
Namun, sebelum mengenal magnitudo, Indonesia menggunakan perhitungan Skala Richter.
Skala Ricter adalah sebuah satuan gempa yang dikembangkan oleh Charles F Richter. Metode pengukurannya membuat simpangan amplitude maksimum pada alat seismograf.
Skala Richter merupakan perhitungan dengan logaritma dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen seismometer pada jarak 100 km dari pusat gempanya.
Namun, Skala Richter sudah enggak dipakai lagi oleh BMKG.
Untuk mengukur kekuatan gempa sudah kurang tepat dalam perhitungan Skala Richter, sehingga sekarang lebih menggunakan magnitudo untuk pencacatan kekuatan gempa di Indonesia.
Baca Juga: Catat Tanggalnya Agar Enggak Terlewat! Ini 12 Hujan Meteor yang Bisa Diamati Sepanjang Tahun 2021
Baca Juga: Blitar Alami Gempa, BMKG Ingatkan Warga Jawa Timur untuk Waspada Terkait Hal Ini
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Kompas.com,bnpb,BMKG |
Penulis | : | Febryan Kevin |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar