Nah, penyebaran juga bisa terjadi jika orang yang belum terinfeksi menyentuh benda yang sudah terkontaminasi tersebut, Kids.
Virus pada benda bisa berpindah ke tangan, kemudian masuk ke tubuh melalui hidung, mulut, atau mata saat kita enggak sengaja menyentuh bagian wajah tersebut.
Vicki Hertzberg, dari Emory University di AS, mengambil sampel dari permukaan pada sepuluh penerbangan lintas benua pada 2018 silam.
Hasilnya menunjukkan bahwa enggak ada yang menonjol dari sampel pesawat tersebut apabila dibandingkan dengan tes yang telah dilakukan di gedung dan jenis transportasi lainnya.
Namun demikian hal tersebut sulit untuk dipastikan karena ada banyak faktor lain yang bisa memengaruhi risko penularan atau penyebaran virus di pesawat.
Baca Juga: Belum Selesai Masalah Virus Corona, Kini Tiongkok Harus Dipusingkan dengan Hal Lain
menggeneralisasi risiko pada segala bentuk transportasi karena terdapat berbagai faktor yang menambah atau mengurangi risiko.
Dua baris bagian depan, belakang atau samping orang yang terinfeksi adalah tempat dengan risiko tertinggi menurut pedoman WHO.
Namun, menurut pengalaman selama wabah SARS pada 2003 lalu, di pesawat yang membawa satu orang yang telah terinfeksi, sebanyak 45 persen dari mereka yang terkena penyakit itu duduk di luar zona dua baris tersebut, Kids.
Oleh karena itu, tetap disarankan untuk cuci tangan dan membersihkan permukaan benda yang mungkin kita jangkau.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar