Find Us On Social Media :

6 Tradisi Hari Raya Galungan Umat Hindu Bali, Salah Satunya Mapeed

Hari ini 25 September diperingati sebagai Hari Raya Galungan bagi umat Hindu. Apa saja tradisinya?

GridKids.id - Hari Raya Galungan bagi umat Hindu bermakna peringatan atas penciptaan alam semesta beserta isinya.

Hari ini (25/09/2024) merupakan perayaan Hari Raya Galungan bagi umat Hindu yang diselenggarakan di pulau Bali.

Nama Galungan berasal dari istilah jawa kuno yang berari menang atau bertarung.

Istilah galungan juga setara dengan istilah dungulan yang artinya sama, yaitu menang.

Galungan merupakan upacara sakral yang memberikan kekuatan spiritual supaya bisa membedakan dharma (kebenaran) juga adharma (kejahatan).

Perayaan ini jadi simbol bahwa manusia harus selalu bisa menegakkan kebaikan diatas kejahatan.

Hari Raya Galungan dirayakan tiap enam bulan sekali mengikuti kalender Saka, atau tepatnya tiap 210 hari sekali.

Setelah perayaan Hari Raya Galungan yang pertama pada 28 Februari 2024 lalu, hari ini perayaan Galungan kedua diselenggarakan, Kids.

Setelah perayaan galungan, sepuluh hari setelahnya akan diselenggarakan Hari Raya Kuningan.

Perayaan Kuningan akan memiliki berbagai simbol perang yang ditempatkan dalam bangunan-bangunan rumah penduduk setempat.

Nah, kali ini kamu akan diajak melihat beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat Bali dalam perayaan Galungan ini. Apa sajakah tradisinya?

Baca Juga: Sejarah dan Makna Hari Raya Galungan Bagi Masyarakat Hindu Bali

Tradisi Hari Raya Galungan

1. Ngelawang Barong

Tradisi satu ini adalah arak-arakan barong bangkal dari pintu ke pintu rumah warga dalam sebuah banjar atau desa.

Tradisi ini bertujuan mengusir roh jahat yang mengganggu desa dan jadi simbol perlindungan untuk warga desa.

Arak-arakan barong bangkal ini akan mengelilingi banjar sembari diiringi dengan musim gamelan, Kids.

Barong bangkal yang diarak bentuknya babi besar berwajah seram yang dipercaya punya kekuatan magis.

Penari yang jadi bagian dari tradisi ngelawang barong ini berjumlah dua orang.

Satu penari bertugas memegang kepala barong, dan yang lainnya memainkan bagian ekor.

2. Mapeed

Mapeed adalah tradisi berjalan beriringan sambil menjunjung keben bambu yang jadi tempat ditaruhnya sesajen untuk sembahyang Galungan.

Umat Hindu akan menggelar mapeed menuju ke pura desa.

Baca Juga: Makna Peringatan Hari Raya Galungan-Kuningan untuk Umat Hindu Bali

Biasanya sesajen yang disusun pada keben bambu berupa buah, bunga-bunga, dan hiasan yang terbuat dari janur kelapa.

Tak hanya jadi agenda ibadah, selama proses mapeed ini jadi salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan luar Bali.

3. Ngejot

Ngejot adalah tradisi berbagai makanan kepada tetangga, baik yang sesama umat Hindu maupun mereka yang non-hindu.

Tradisi ini biasanya dilakukan sebelum perayaan Galungan dilangsungkan.

Ngejot jadi bentuk toleransi antar umat beragama yang ada di Pulau Bali.

4. Pemasangan Penjor

Penjor adalah simbol gunung yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu.

Penjor jadi simbol tempat Sang Hyang Widi dan kekuatan dari Sang Hyang Brahma.

Hiasan ini biasanya dibuat dari sebatang bambu dengan ujung yang dibuat melengkung.

Nah, batang bambunya akan dihiasai dengan janur kelapa yang dilengkapi dengan berbagai hasil pertanian setempat, misalnya umbi-umbian, buah-buahan, biji-bijian, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Mengenal Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan

Penjor untuk perayaan Galungan akan dilengkapi dengan sesajen pada Hari Penampahan.

Hari penampahan merupakan hari sebelum perayaan Galungan setelah jam 12 siang.

5. Makanan Khas Hari Raya Galungan

Sama halnya dengan perayaan hari raya biasanya, Galungan juga dilengkapi dengan berbagai sajian menu-menu makanan khas, Kids.

Salah satunya adalah olahan tape ketan yang dikenal dengan tape Galungan.

Tape Galungan akan dibuat pada Hari Penyekeban atau tiga hari sebelum perayaan Galungan.

Pada Hari Penampahan, sehari sebelum perayaan Galungan, umat Hindu akan menyembelih babi.

Tak hanya tape Galungan dan daging babi, umat Hindu akan membuat dodol untuk pelengkap sesajen ketika sembahyang di Pura nantinya.

6. Mekotek

Tradisi mekotek adalah tradisi menggabungkan kayu membentuk kerucut yang dilestarikan oleh umat Hindu di Desa Munggu, Badung, Bali.

Warga yang turut serta dalam tradisi mekotek akan berputar sambil berjingkrak diiring suara gamelan.

Baca Juga: 7 Makanan Khas Daerah Bali yang Disajikan pada Perayaan Galungan

Mekotek adalah nama yang berasal dari bunyi kayu yang saling beradu.

Tradisi mekotek yang sudah turun temurun ini adalah upaya tolak bala yang pernah dialami oleh desa puluhan tahun sebelumnya.

Itu tadi beberapa uraian tentang tradisi adat pada perayaan Galungan masyarakat Hindu di Bali.

Semoga menambah wawasanmu tentang tradisi masyarakat di Indonesia, ya, Kids!

Pertanyaan:
Apa makna perayaan Galungan bagi umat Hindu?
Petunjuk, cek lagi halaman 1. 

 ----

Jangan lupa kunjungi juga akun youtube GridKids untuk mendapatkan berbagai informasi visual dalam bentuk video dan shorts yang bisa menambah wawasanmu, Kids!