Beberapa posisi tubuh dapat meningkatkan tekanan di sekitar saraf, seperti bertumpu pada siku atau kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama.
Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya:
- Herniasi diskus, suatu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya
- Rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi
- Stenosis spinal, yaitu penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang
- Carpal tunnel syndrome, kondisi ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan
- Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.
Gejala Saraf Terjepit
Saraf enggak bisa berfungsi dengan normal ketika mendapat tekanan berlebih dari jaringan yang ada di sekitarnya.
Oleh karena itu, timbul rasa nyeri yang menjadi indikasi terjadinya saraf terjepit.
Rasa nyeri yang ditimbulkan dari saraf terjepit sering disalahartikan sebagai rasa nyeri biasa, sehingga tak sedikit yang menyepelekan penyakit ini.
Padahal, terdapat tanda dan gejala saraf terjepit lainnya yang bisa diamati, yaitu:
- Bagian tubuh terasa sakit disertai sensasi terbakar
- Kesemutan
- Mati rasa atau kebas
- Otot melemah di bagian tubuh yang terkena saraf terjepit
Apa bahayanya jika tidak ditangani dengan baik?
Saraf kejepit enggak ditangani dapat menyebabkan nyeri makin memburuk dan membuat penderita sulit beraktivitas.
Baca Juga: Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon serta Fungsinya
Penderita juga dapat mengalami komplikasi di bawah ini:
- Inkontinensia urine dan inkontinensia tinja