Pada 16 Desember 1817, kapitan Pattimura dihukum gantung setelah ditangkap di Siri Sori.
5. Perlawanan Diponegoro (1825-1830)
Tokoh utamanya adalah Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo, dengan daerah perlawanan di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tokoh pendukung perlawanan Diponegoro ini adalah Sentot Ali Basyah Prawirodirdjo, Kyai Mojo, Pangeran Serang, Pangeran Adinegoro, Pangeran Mangkubumi, dan Tumenggung Danukusumo.
Perang diponegoro banyak menerapkan taktik perang gerilya sampai membuat Belanda begitu kewalahan, sampai akhirnya memperdaya dan menangkap Pangeran Diponegoro di Magelang pada 28 Maret 1830.
6. Perang Padri (1821-1837)
Tokoh utamanya adalah Tuanku Imam Bonjol, dengan daerah perlawanan di Sumatera Barat.
Tokoh pendukung perang Padri adalah H. Sumanik, H. Pabang, H. Miskin, Tuanku Pasaman, Tuanku nan Cerdik, Tuanku nan Renceh, Tuanku nan Gapuk, Tuanku Hitam, dan Tuanku Tambusi.
Perang Padri merupakan perang saudara antara kaum adat dan kaum padri atau kaum pembaruan.
Kaum adat meminta bantuan Belanda sehingga menyebabkan adanya peperangan saudara.
Kerja sama tersebut berhasil membuat Tuanku Imam Bonjol ditangkap pada 25 Oktober 1837 dan dibuang ke Cianjur lalu dipindahkan ke Ambon.
Baca Juga: Sejarah Indonesia, Inilah 5 Perang Terbesar yang Pernah Terjadi di Wilayah Nusantara