Find Us On Social Media :

Asal-usul dan Filosofi Ketupat yang Selalu Dihidangkan Ketika Lebaran

Ketupat sudah disajikan sebagai sajian hari raya lebaran sejak masa kerajaan Demak di abad ke-15.

Ketupat dikenal dengan sebutan berbeda-beda, misalnya di Jawa dan Sunda dikenal dengan kupat. Sedangkan di Bali dikenal dengan sebutan tipat, lalu di Melayu, ketupat disebut dengan nama yang sama seperti nama bakunya yaitu ketupat.

Dilansir dari kompas.com, Rojil Nugroho Bayu Aji, seorang sejarawan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengungkap bahwa Sunan Kalijaga berperan memperkenalkan tradisi ketupat meski asal-usul dari makanan ini bukanlah asli budaya Timur.

Bagi orang Jawa dan Sunda, ketupat adalah simbol dari pengakuan atas kesalahan yang dilakukan seseorang

Ketupat dimaknai sebagai 'kulo lepat, ngaku lepat' (saya salah dan mengakui kalau saya salah). Lepat atau salah lalu minta maaf maka persaudaraan bisa terjalin kembali.

Anyaman ketupat yang saling terkait dan enggak terputus adalah simbol silaturahmi dan hubungan yang terjalin baik antara sanak saudara dan kenalan.

Tak hanya jadi hidangan yang ditunggu-tunggu, ketupat adalah simbol dari berbagai nilai-nilai kehidupan yang baik hasil dari percampuran kebudayaan masyarakat nusantara yang majemuk.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.