Para Wali mencoba melakukan pendekatan kultural dalam mendekatkan diri pada budaya agraris yang terletak di kawasan tengah atau pedalaman.
Hal ini disimbolkan dengan penggunaan ketupat yang dibuat dari beras yang ditanak dalam janur kelapa.
Ketupat enggak hanya jadi sajian lebaran tapi simbol akulturasi budaya dua kawasan wilayah yang berbeda unsur kepercayaan dan kebudayaan, nih, Kids.
Ketupat mencoba mencerminkan kepercayaan masyarakat Jawa pedalaman yang bercorak agraris dengan sosok Dewi Sri.
Dewi Sri adalah dewi pertanian dan kesuburan yang dianggap sebagai pelindung kehidupan masyarakat Jawa.
Sosok Dewi Sri sudah dimuliakan sejak zaman kerajaan kuno yang bercorak agraris seperti Padjajaran dan Majapahit.
Dengan diciptakan dan digunakannya ketupat dalam perayaan lebaran Islam, Dewi Sri dihadirkan dalam bentuk lain yaitu dalam simbol ketupat yang menaungi berbagai unsur kebudayaan.
Baca Juga: Filosofi Jenang, Kuliner Tradisional yang Lekat dengan Kehidupan Orang Jawa
Enggak sekedar hanya perbedaah wilayah dan kebudayaan tapi juga memerhatikan keyakinan masyarakat lokal setempat yang belum memeluk Islam.
Filosofi Ketupat
Ketupat menyebar dan jadi bagian kebudayaan kuliner berbagai daerah di Indonesia.