Find Us On Social Media :

Begini Sejarah Sosis Solo, Camilan Favorit yang Terinspirasi Kuliner Eropa

Sosis solo merupakan camilan yang terbuat dari daging giling yang dibungkus dengan kulit tipis yang terbuat dari telur dan tepung terigu.

 Nah, salah satu sajian yang terkenal kala itu adalah sosis yang biasanya dikonsumsi oleh orang Belanda.

Dilansir dari kompas.com, Prof. Murdjiati Gardjito, seorang peneliti pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan bahwa panganan sosis solo merupakan hasil akulturasi kebudayaan.

Sosis adalah panganan yang berasal dari dapur orang Eropa, namun oleh masyarakat diolah menjadi sajian sosis dengan bentuk dan cita rasa yang berbeda.

Sosis ala Eropa dibuat dari daging giling yang dicampurkan dengan susu, sedangkan masyarakat Solo ketika itu enggak terbiasa mengonsumsi susu.

Hal ini membuat masyarakat bereksperimen untuk membuat daging giling yang dicampur dengan beragam rempah-rempah seperti lada, pala, dan bawang putih.

Selain itu, sosis solo juga disajikan sebagai camilan atau makanan kecil, berbeda dengan fungsi sosis yang menjadi lauk bersantap teman makan roti oleh orang Eropa.

Versi lain asal-usul sosis solo

Versi lain datang dari Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Bapak Heri Priyatmoko.

Menurut Pak Heri, sosis solo adalah hasil kreativitas dari para pengusaha Tionghoa yang menjalankan usaha restoran di Solo.

Baca Juga: Sejarah Martabak Telur, Jajanan Rakyat Populer Perpaduan Dua Budaya

Sosis solo ketika itu dilihat sebagai peluang bisnis yang potensial dengan target para bangsawan kolonial atau kaum priyayi di Solo ketika masih masa penjajahan.