Jangan Langsung Percaya
Meski begitu, para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari penelitian itu.
Ahli pun mengimbau jangan terburu-buru merekomendasikan orang untuk mulai memakai pelindung mata dan makser untuk menurunkan risko infeksi COVID-19.
Bisa jadi kacamata bertindak sebagai penghalang parsial, melindungi mata dari percikan batuk atau bersin.
Penjelasan lain untuk temuan ini adalah orang yang memakai kacamata cenderung enggak menggosok mata dengan tangan yang terkontaminasi.
Spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di Johns Hopkins School of Medicine, Dr Lisa Maragakis memberikan komentarnya tentang penelitian di JAMA Ophthalmology.
Menurutnya, temuan tersebut enggak meyakinkan karena sejumlah alasan.
Salah satunya adalah karena penelitian itu merupakan penelitian kecil yang melibatkan kurang dari 300 kasus.
Alasan lainnya adalah kalau hasil bisa dipengaruhi oleh faktor lain, seperti adanya variabel lain yang memengaruhi risiko COVID-19.
Misalnya, bisa jadi orang yang memakai kacamata cenderung lebih tua, lebih berhati-hati dan cenderung tinggal di rumah selama wabah virus, daripada mereka yang enggak berkacamata.
Atau mungkin orang yang mampu membeli kacamata cenderung enggak tertular virus karena alasan lain, seperti punya sarana untuk tinggal di tempat yang enggak terlalu ramai.
Baca Juga: Tetap Waspada, Kondisi Ini Bisa Buat Kelompok Usia Muda Rentan Terinfeksi COVID-19