GridKids.id - Di tengah pandemi Covid-19, ada beberapa kebijakan terkait penyesuaian pembelajaran, termasuk adanya kurikulum darurat.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Pak Nadiem Makarim dalam Webinar Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020).
Karena kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi, maka ada 2 hal yang akan dilakukan pemerintah terkait perluasan pembelajaran tatap muka untuk zona kuning dan menerapkan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus).
Baca Juga: Mendikbud Perbolehkan Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning dan Gunakan Kurikulum Darurat, Apa Itu?
Apa itu Kurikulum Darurat
Mendikbud Pak Nadiem Makarim menjelaskan kurikulum darurat merupakan salah satu pilihan yang bisa diambil satuan pendidikan yang melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK kami telah menyusun kurikulum darurat yaitu penyederhanaan kompetensi dasar yang ditunggu-tunggu guru," kata Pak Nadiem dalam webinar yang disiarkan di YouTube, Jumat (7/8/2020).
Imbuhnya, penyederhanaan itu mengurangi secara dramatis kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.
Sehingga peserta didik akan fokus kepada kompetensi yang esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran ke tingkat selanjutnya.
Pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran, jadi tetap berlaku walau kondisi khusus (pandemi) sudah berakhir.
Namun Pak Nadiem mengatakan kurikulum darurat tidak wajib dipilih. Opsi lain selain itu, satuan pendidikan bisa memilih tetap menggunakan kurikulum nasional 2013 atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
"Yang ingin saya tekankan adalah satuan pendidikan tidak wajib mengikuti kurikulum darurat ini," kata Pak Nadiem.
Baca Juga: Mengapa Peta Indonesia Diperbarui? Rangkuman Belajar dari Rumah, 12 Agustus 2020
Bagaimana melaksanakan kurikulum darurat itu?
Kemendikbud melihat seluruh kompetensi dasar lalu memilih yang esensial (yang akan menjadi fondasi pada tahap berikutnya).
Harapannya satuan pendidikan bisa fokus pada mata pelajaran tertentu saja.
Pak Nadiem mencontohkan misalnya pada SD Kelas 1 untuk mata pelajaran yang diajarkan hanya Bahasa Indonesia, Matematika, dan Penjaskes.
Baca Juga: Enggak Perlu Dipotong, Ini 7 Cara Mudah Hilangkan Permen Karet yang Menempel di Rambut
Apa saja dampaknya?
Berikut ini dampak yang akan timbul dari pelaksanaan kurikulum darurat:
- Tersedia acuan kurikulum yang sederhana bagi guru.
- Beban mengajar guru berkurang.
- Guru dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual.
- Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan dapat berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual.
- Orang tua lebih mudah mendampingi anaknya belajar di rumah Kesejahteraan psikososial siswa, guru, dan orang tua meningkat.
Baca Juga: 4 Macam Tulang Manusia Berdasarkan Bentuknya Tulang, Apa Saja?
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id