Find Us On Social Media :

Jadi Harapan Dunia, 3 Perusahaan China Ini Semakin Maju dengan Kembangkan Vaksin Corona, Siap Uji Coba

ILUSTRASI. Riset anti vaksin corona

GridKids.id - Temuan vaksin untuk virus corona masih belum ditemukan, Kids.

Namun, vaksin sudah banyak dikembangkan untuk bisa melawan Covid-19.

Hampir di semua negara berlomba-lomba untuk menemukan vaksin yang tepat dan China menjadi salah satu negara yang memiliki vaksin Covid-19 yang boleh diujicobakan kepada manusia dibandingkan negara lainnya.

Di kutip Kompas.com yange mlansir Fortune(17/4/2020), otoritas kesehatan China menyetujui kandidat vaksin yang dikembangkan oleh dua perusahaan China untuk pengujian fase pertama pada manusia.

Kedua perusahaan tersebut adalah Lembaga Produk Biologi Wuhan milik pemerintah dan perusahaan bioteknologi Sinovac yang berbasis di Beijing.

China pimpin kecepatan pembuatan vaksin corona

Ada kabar baik, Kids, negara China kini menjadi negara pertama yang berhasil mengembangkan vaksin, untuk virus corona. Tentu saja ini menjadi harapan warga dunia.

Meski bukan berarti China akan menjadi negara pertama di dunia yang berhasil mengembangkan vaksin. Namun, China telah bergerak cepat dalam ambil andil dalam pembuatan vaksin ini.

Berikut ini adalah tiga perusahaan yang turut kembangkan vaksin corona:

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Ungkap Prediksi Kapan Pandemi Akan Berakhir dan Indonesia Kembali Bersinar Berkat Sektor Ini

Profil 3 perusahaan pembuat vaksin di China

CanSino Biologics

CanSino Biologics didirikan pada 2009 oleh Yu Xuefeng, warga negara China yang menghabiskan sebagian besar kariernya bekerja di Kanada untuk penelitian vaksin di raksasa farmasi Sanofi Pasteur.

Yu mengatakan bahwa ia mendirikan perusahaan ini untuk menghubungkan antara penelitian dan pengembangan pasar vaksin di China dengan pasar internasional. 

CanSino telah bekerja mengembangkan vaksin untuk sejumlah penyakit menular yang berbeda, seperti meningitis dan TBC.

Pada 2017, mereka sempat menjadi sorotan nasional ketika otoritas domestik menyetujui vaksin perusahaan ini sebagai kandidat pertama China untuk Ebola.

Vaksin ini dikembangkan dalam kemitraan dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer yang dikelola militer di Beijing.

Media China pun menyebut upaya perusahaan ini sebagai demonstrasi kemampuan penelitian yang kuat di negara itu.

Dia juga telah menandatangani pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mendesak lebih banyak koordinasi global dalam upaya pengembangan vaksin COVID-19.

Pada saat yang sama, Dr. Chen Wei, seorang jenderal China yang memimpin tim vaksin militer bermitra dengan CanSino, menyebut bahwa misi penemuan vaksin ini sama dengan memberikan China perisai biologis dari ancaman luar.

Baca Juga: Bukan Kabar Baik, Kini Tiongkok Dipusingkan dengan 1.290 Kematian Baru, Apa Penyebabnya?

Sinovac Biotech

Sinovac Biotech didirikan di Beijing pada 2001 oleh CEO Yin Weidong dan timnya untuk mengembangkan vaksin hepatitis A pertama yang diproduksi di dalam negeri.

Sejak itu, perusahaan telah mengembangkan enam vaksin lain yang layak secara komersial.

Perusahaan ini memperoleh keunggulan khusus pada 2009 ketika mengembangkan vaksin pertama yang disetujui di dunia untuk mengatasi flu babi H1N1.

Satu-satunya pandemi yang dihadapi dunia sejak Flu Spanyol 1918 sampai pandemi virus corona menyerang.

Upaya Sinovac untuk memproduksi vaksin virus corona didasarkan pada platform yang digunakan perusahaan untuk mengatasi epidemi Pernafasan Akut Parah (SARS) China pada tahun 2004, menurut pelacak vaksin yang dijalankan oleh Milken Institute, sebuah lembaga think tank yang berbasis di A.S.

"Sinovac selalu berkomitmen untuk mengembangkan vaksin untuk penggunaan global ketika menghadapi pandemi," kata Yin dalam sebuah pernyataan perusahaan. 

Baca Juga: Anti Hoaks, Inilah 7 Layanan Terpercaya untuk Informasi Virus Corona

Institut Produk Biologi Wuhan

Didirikan pada 1950, sejarahnya mengakar hingga hampir sepanjang perjalanan pendirian China modern.

Lembaga ini sekarang beroperasi sebagai afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China milik negara.

Terletak di Wuhan yang menjadi pusat wabah virus corona China, lembaga ini telah menjadi subjek teori konspirasi yang tidak berdasar yang menuding patogen bocor dari laboratoriumnya.

Baca Juga: Kulit Merah dan Gatal Jadi Salah Satu Gejala Baru Virus Corona, Waspadai Gejala Lainnya

Teori-teori semacam itu sebagian besar telah menargetkan Institut Virologi Wuhan dan menciptakan narasi yang belum terbukti bahwa pemerintah China berperan dalam menciptakan virus penyebab pandemi ini.

Pemerintah AS saat ini sedang menyelidiki kemungkinan bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium, tetapi belum menarik kesimpulan apapun.

Para ilmuwan mengatakan bahwa virus itu kemungkinan besar dimulai dari kelelawar dan menyebar ke hewan inang lain sebelum menular ke manusia, tetapi asal spesifiknya belum diketahui.(Penulis : Jawahir Gustav Rizal)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id