GridKids.id - Hai, Kids, kamu akan melanjutkan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VII SMP.
Kamu masih akan tetap membahas bersama tentang materi budaya masyarakat.
Keberagaman budaya di Indonesia sudah dimulai sejak sangat lama.
Kondisi geografis Indonesia dengan keragaman kondisi fisik turut mewarnai keberagaman tersebut.
Masyarakat yang ada di berbagai wilayah Indonesia punya tokoh-tokoh panutan yang diteladani.
Tokoh itu setara juga pengaruhnya dengan influencer yang populer saat ini.
Menurut kesepakatan pendukungnya, tokoh-tokoh itu telah dijadikan simbol panutan.
Tokoh-tokoh ini bisa memengaruhi keberagaman budaya yang datang dari isu, problem yang kaitannya dengan perlawanan kelompok.
Keteladanan para tokoh ini melahirkan perlawanan terhadap hal-hal yang enggak sesuai dengan nilai yang berkembang di masyarakat.
Saat ini konsep ini masih bisa dikaitkan dengan berbagai masalah sosial budaya yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Untuk masuk dan memahami konsep permasalahan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat, kamu akan diajak membahas sejarah lokal, nih. Seperti apa kisahnya?
Baca Juga: Pengertian Pahlawan dan Nilai-Nilai yang Sesuai dengan Kepahlawanan
Sultan Nuku dari Tidore
Di tahun 1780, Maluku mengalami pergolakan karena pergantian takhta di Kerajaan Tidore.
Pergolakan ini sampai merembet ke wilayah Papua.
Tokoh yang punya peran sentral dalam peristiwa adalah Sultan Nuku dan Sultan Kamaluddin.
Sepeninggal Sultan Gaizira di April 1780, Belanda ingin memasukkan Tidore ke wilayah kekuasaannya.
Belanda menjadikan Pata Alam sebagai Sultan Tidore.
Namun, Sultan pilihan Belanda bukanlah pilihan rakyat Tidore.
Pangeran Nuku dan Pangeran Kamaluddin adalah tokoh paling terkemuka dan dipercaya rakyat Tidore saat itu.
Dari situ mulailah muncul pergolakan di Juli 1780 sebagai protes atas pemilihan Sultan mereka.
Terjadi perampasan juga pembakaran di mana-mana.
Pangeran Kamaluddin ditangkap,sedangkan Pangeran Nuku dibantu Papua dan Inggris.
Baca Juga: Perang Antar Negara Eropa dan Perebutan Hegemoni di Nusantara, Sejarah XI SMA
Pangeran Nuku didukung oleh angkatan laut Papua dan angkatan laut Mangindanau untuk menyerang Tidore.
Di 17 Juli 1780, Pata Alam dinobatkan sebagai vasal dari Belanda dan wajib menjaga keamanan di wilayahnya,
Tapi, sebagian wilayah enggak mengakui kekuasannya dan memilih Pangeran Nuku sebagai Sultan.
Belanda lalu menyerang daerah-daerah yang mengakui Sultan Nuku sebagai Sultan mereka.
Sultan Nuku lalu melarikan diri ke Papua.
Di Papua Pangeran Nuku juga diakui sebagai Sultan, sehingga basisnya makin kuat.
Sultan Nuku lalu menyerang Seram untuk merebut daerah itu dari Ternate.
Di 1783, Pata Alam menjalankan strategi untuk meraih loyalitas raja-raja di Papua, namun gagal.
Utusan Pata Alam berbalik memihak Sultan Nuku dan bersatu dengan Papua untuk melawan Belanda.
Perjuangan Sultan Nuku Mengusir Penjajah
Sultan makin kuat karena dukungan-dukungan di belakangnya.
Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Runtuhnya Masa Pemerintahan Kerajaan Ternate dan Tidore
Momentum itu yang mendorongnya untuk mulai menyerang Ternate dan Tidore.
Enggak ada perlawanan yang berarti sehingga kondisi Tidore jadi kacau.
Belanda menangkap Pata Alam yang dicurigai bersekongkol dengan Sultan Nuku.
Pada 1783 itulah terjadi Revolusi Tidore, Kids.
Sultan Nuku memperkuat dukungannya dengan berkomunikasi dengan raja-raja Tidore, Maba, Weda, dan Patani.
Selain itu, Sultan Nuku juga berkomunikasi dengan Inggris di Benggala.
Sultan Nuku juga mencari bantuan ke Banjarmasin dan Mangindanau.
Pengaruh Sultan Nuku ini mendesak Belanda untuk mengakuinya sebagai Sultan Seram.
Sultan Nuku mengalami perjuangan yang begitu naik turun.
Selama perjuangannya melawan Belanda itu, Sultan Nuku harus berpindah-pindah kedudukan atau lokasi.
Selama masa yang panjang itu, baik Ternate maupun Tidore enggak bisa menundukkan Sultan Nuku.
Baca Juga: 5 Alasan Ternate Melakukan Perlawanan pada Bangsa Portugis, Kelas 5 SD
Namun, di pertengahan 1790, pengaruh Sultan Nuku mulai merosot.
Banyak wilayah yang dulu ada di bawahnya mulai menunjukkan sumpah setia pada Belanda juga Ternate.
Di 1794, Sultan Nuku mendapat dukungan Inggris, dan banyak rakyat Tidore memihak padanya.
Dengan bantuan Inggris, angkatan laut Sultan Nuku muncul di Tidore.
Sultan Kamaluddin melarikan diri ke Ternate.
Sultan Nuku yang berhasil menduduki Tidore akhirnya menggempur Ternate berkali-kali.
Akhirnya Sultan Nuku mendapat pengakuan resmi sebagai Sultan Tidore.
Beliau memerintah Kesultanan Tidore sampai akhir hayatnya di 14 November 1805.
Pertanyaan: |
Siapa nama tokoh yang ditunjuk Belanda menjadi Sultan Tidore? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Jangan lupa kunjungi juga akun youtube GridKids untuk mendapatkan berbagai informasi visual dalam bentuk video dan shorts yang bisa menambah wawasanmu, Kids!
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar