GridKids.id - Ada banyak hidangan makanan yang disajikan saat berbuka puasa, mulai dari makanan ringan, makanan berat, hingga makanan penutup.
Maka enggak jarang juga kalau banyak dari kita yang menyisakan makanan, dan memanaskannya kembali agar dapat disantap saat sahur tiba.
Meski begitu, kita juga harus berhati-hati, ya. Karena ada sejumlah makanan yang tak dapat dipanaskan kembali karena bisa menyebabkan keracunan.
Stacey Duvenage, dosen keamanan pangan di Universitas Greenwich, London, Inggris, mengatakan penting berhati-hati, bahkan enggak memanaskan kembali makanan untuk menghindari risiko keracunan makanan dan menjaga nutrisinya.
Berikut adalah sejumlah makanan yang sebaiknya tak dipanaskan!
Makanan yang Sebaiknya Tak Dipanaskan
1. Makanan Laut
Kids, makanan laut adalah salah satu jenis makanan yang sebaiknya tak dipanaskan kembali.
Makanan laut yang dipanaskan kembali bisa dengan aman dikonsumsi, namun harus disimpan baik setelah dimasak.
Segera dinginkan makanan laut dan konsumsi dalam waktu 24 jam agar rasanya tetap enak, tak menimbulkan masalah, dan menghindari keracunan makanan.
Jenis ikan tertentu enggak baik disimpan, karena histamin adalah zat kimia yang diproduksi saat tubuh mengalami alergi bisa muncul.
Baca Juga: 4 Makanan Ini Tak Boleh Dipanaskan di Microwave, Sudah Tahu?
Reaksi alergi yang dirasakan bisa berupa alergi, diare, sensasi terbakar di mulut, ruam, gatal, dan tekanan darah rendah.
Biasanya, terjadi pada jenis ikan seperti tuna, mackerel, dan bonito.
2. Telur
Telur yang kaya protein hanya dapat dikonsumsi dalam waktu 24 jam setelah dimasak.
Sebab, telur mengandung protein yang bisa mengalami oksidasi dan dapat menyebabkan munculnya zat-zat penyebab kanker dalam makanan.
3. Nasi
Tahukah kamu, nasi yang dipanaskan kembali bisa menjadi racun, lo. Jika ingin memanaskan nasi, harus dilakukan dengan tepat.
Di dalam beras terdapat bakteri Bacillus cereus. Meski proses memasak bisa membunuh bakteri, Bacillus cereus bisa hidup dalam bentuk spora.
Spora ini bisa bertahan dalam proses pemasakan, dan mulai tumbuh ketika nasi dibiarkan dalam suhu ruangan.
Bakteri ini mampu menghasilkan racun yang dapat menyebabkan keracunan makanan serta gejala penyakit gastrointestinal, seperti muntah dan diare disertai sakit perut.
Jadi, nasi sebaiknya dimasukkan ke kulkas dalam waktu dua jam setelah dimasak, kemudian disimpan tak lebih dari 24 jam dan dipanaskan hingga setidaknya 74 derajat Celcius sebelum dikonsumsi lagi.
Baca Juga: Termasuk Makanan yang Mudah Basi dan Rusak, Ini 5 Cara Menyimpan Keju agar Awet
4. Ayam
Umumnya, memanaskan kembali ayam adalah hal yang tak boleh dilakukan, namun penting untuk memerhatikan suhu yang tepat.
Untuk memastikan bakterinya mati, ayam harus dipanaskan sampai minimal 75 derajat Celcius di bagian dalamnya.
Gunakan termometer daging untuk memeriksa suhu dengan teliti saat memanaskan ayam.
Badan Standar Pangan Inggris (FSA) memperingatkan bahwa memanaskan kembali makanan sebenarnya berarti memasak lagi, enggak menghangatkannya.
Jadi, selalu pastikan memanaskan makanan kembali hingga benar-benar panas dan pemanasan ini hanya boleh dilakukan sekali.
5. Kentang
Setelah kentang dimasak, didinginkan, dan dipanaskan kembali, lalu dikonsumsi, hal ini bisa menyebabkan pencernaan kesulitan mencernanya.
Bila kentang dibiarkan dalam waktu lama, bakteri seperti Clostridium botulinum dapat berkembang di dalamnya.
Duvenage memperingatkan racun yang dihasilkan Clostridium botulinum tetap aktif meski kentang dipanaskan kembali.
Menurut The National Health Service di Inggris, gejala awalnya meliputi mual, muntah, diare, dan sembelit.
Baca Juga: Jadi Camilan Favorit, Ini 6 Cara Merebus Jagung Manis agar Empuk dan Harum
Gejala lainnya, termasuk kelopak mata terkulai, penglihatan kabur, kesulitan menelan, bicara yang terganggu, dan masalah pernapasan.
Jadi, itu dia sejumlah makanan yang sebaiknya tak dipanaskan kembali, ya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Heni Widiastuti |
Komentar