Seiring waktu usaha menjajakan terikan ditambahi dengan menyediakan cerek kopi dan jahe.
Bukan gerobak, dulunya angkringan sebenarnya usaha makanan dan minuman yang dijajakan dengan pikulan bambu, Kids.
Jadi, enggak menetap seperti sekarang, penjual angkringan biasanya berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Baru pada sekitar 1970-an, pedagang angkringan beralih menggunakan gerobak dorong dengan terpal plastik lengkap dengan lampu untuk penerangan.
Dulunya angkringan cuma bisa ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta.
Angkringan di Yogyakarta dikenal dengan istilah kucingan, sedangkan di Surakarta lebih dikenal dengan nama hik atau hek.
Angkringan adalah kedai yang merakyat, di mana pengunjung bisa berlama-lama ngobrol ditemani makanan juga minuman yang murah meriah.
Ya, angkringan yang dikenal di Yogyakarta juga Surakarta sebenarnya berasal dari Klaten.
Di Desa Ngerangan, tempat asal angkringan bahkan sudah didirikan sebuah monumen cikal bakal angkringan pada 2020.
Pembangunan monumen dengan pikulan ini jadi simbol asal muasal budaya angkringan yang kini telah tumbuh di berbagai kota di pulau Jawa.
Terikan yang awalnya jadi menu utama yang dijual di angkringan berganti dengan nasi kucing dan berbagai sundukan yang khas.
Baca Juga: Jadi Rahasia Pedagang Angkringan, Ini Trik Membuat Tempe Mendoan Tetap Gurih Meski Sudah Dingin
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar