Peneliti studi akhirnya tak dapat menarik kesimpulan pasti tentang alasan anjing yang sangat mudah menggoyangkan ekornya.
Tapi, peneliti juga mengajukan dua hipotesis, seperti penjelasan berikut ini.
Mengapa anjing mengibaskan ekornya?
Hipotesis ini disebut sebagai hipotesis sindrom domestikasi dan menyatakan bahwa perilaku mengibaskan ekor muncul karena tak sengaja dari seleksi manusia terhadap sifat-sifat lainnya.
Untuk itu, peneliti merujuk pada penelitian yang dilakukan pada rubah perak yang dibiakkan menjadi semakin jinak selama 40 generasi.
Rubah jinak menunjukkan perilaku mengibaskan ekor seperti anjing dan mempunyai ekor yang lebih melengkung.
Sebab, adanya hubungan genetik antara seleksi untuk kejinakan dan anatomi ekor yang mengisyaratkan hubungan sejenis pada anjing.
Hipotesis lain merupakan perilaku mengibaskan ekor mungkin menjadi salah satu target dari proses domestikasi.
Di mana, manusia secara tak sadar memilih anjing yang lebih sering mengibaskan ekornya dan berpotensi lebih berirama.
Walau sangat spekulatif dan belum terbukti, teori tersebut didasarkan pada penelitian ilmu saraf kognitif yang menunjukkan bahwa otak manusia memiliki preferensi alami pada dorongan ritmis.
Kecenderungan ritme tersebut dapat mendorong seleksi manusia terhadap anjing dan dapat dijelaskan menhapa anjing sering menunjukkan perilaku tersebut kepada manusia.
Baca Juga: Apakah Anjing Laut Juga Menggonggong? #AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar