Bapak Dani terharu sekali karena anaknya mau membantu di tengah situasi yang sulit ini.
Tak hanya menjual donat di sekolah, bahkan Dani terus giat berjualan donat ke rumah-rumah sepulang sekolah.
Sorenya Dani tetap mengaji seperti biasa, dilanjutkan belajar untuk besok hari.
Bapak yang melihat Dani begitu giat bertanya apakah Dani tidak lelah dengan rutinitas padatnya.
Dani bilang kalau dia senang melakukannya.
Bapak bilang jika Dani lelah, Bapak menyarakan Dani untuk fokus belajar karena tugas berjualan bisa dilakukan oleh Bapak dan Ibunya.
Dani bilang berjualan donat membuat Dani bisa mengumpulkan uang tabungan sendiri.
Dani ingin membeli sepatu baru untuk sekolah.
Bapak yang mendengarnya jadi Bangga melihat anaknya yang pantang menyerah dan rela berkorban.
Pantang menyerah dan rela berkorban adalah karakter para perumus Pancasila yang berjuang demi tujuannya.
Tak hanya berusaha, Keluarga Dani terus berusaha dan berdoa supaya situasinya terus membaik.
Baca Juga: Mengenal Altruisme, Dorongan Hati Manusia untuk Terus Menolong Orang Lain #AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar