GridKids.id - Tahun baru atau hari permukaan tahun dirayakan pada tanggal 1 Januari.
1 Januari merupakan hari pertama dimulainya tahun pada kalender Masehi yang secara luas diakui dan digunakan di seluruh dunia.
Nah, sebentar lagi hampir semua orang di muka bumi akan merayakan pergantian tahun baru Masehi, ya.
Menurut sejarahnya, perayaan tahun baru Masehi bermula sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Masyarakat global merayakan pergantian tahun baru Masehi melalui berbagai kegiatan, mulai dari berkumpul bersama keluarga, hingga menghias rumah atau kamar, hingga menghadiri acara pergantian tahun.
Pertama kali tradisi perayaan diperkenalkan oleh masyarakat Babilonia Kuno sebagai bentuk penghormatan terdapat datangnya tahun baru.
Festival ini berlangsung selama 11 hari dengan berbagai kegiatan yang berbeda setiap harinya.
Pada artikel kita akan mencari tahu apa saja tradisi perayaan tahun baru yang unik di dunia, yuk, simak informasi berikut ini!
Tradisi Perayaan Tahun Baru yang Unik di Dunia
1. Mengecat Pintu dengan Warna Merah di Tiongkok
Tradisi perayaan tahun baru yang unik di dunia adalah mengecat pintu dengan warna merah di Tiongkok.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata saat Libur Tahun Baru di Solo dan Sekitarnya
Tahun baru di negara ini diwarna dengan tradisi mengecat rumah dengan warna merah.
Warna merah melambangkan kesejahteraan, kekuatan, keberuntungan sehingga enggak mengherankan jika menjelang tahun baru banyak ditemukan rumah-rumah yang dicat warna merah.
2. Melempar Piring Sampai Hancur di Denmark
Masyarakat Demak memiliki tradisi unik saat makan pergantian tahun. Mereka akan memecahkan piring atau kaca ke tembok atau pintu.
Tradisi ini enggak tanpa alasan yang dilakukan sebagai salah satu tradisi untuk memperoleh kebaikan. Pecahan piring atau kaca diyakini bisa membawa keberuntungan.
Pemilik rumah akan menyediakan piring yang sudah enggak terpakai untuk dilemparkan ke tembok atau pintu.
Menariknya, semakin tinggi tumpukan pecahan piring di depan pintu atau tembok maka mengindikasikan sebagai orang yang cukup dikenal.
3. Festival Songkran di Thailand
Kids, tentunya sudah enggak asing lagi dengan festival Songkran di Thailand.
Songkran atau perang air yang biasa dilakukan di Thailand juga jadi salah satu tradisi yang dilakukan saat tahun baru.
Baca Juga: 5 Contoh Ide Resolusi Tahun Baru untuk Anak dan Cara Membuatnya
Tahukah kamu? Masyarakat Thailand memiliki sistem penanggalan yang berbeda dengan Masehi sehingga peringatan tahun baru mereka berbeda, ya.
Mereka menyakini bahwa tahun baru jatuh pada bulan April setiap tahunnya.
4. Melemparkan Bunga Putih ke Laut di Brasil
Brasil termasuk salah satu negara yang memiliki perayaan tahun baru yang unik.
Tradisi melemparkan bunga putih ke laut merupakan hal biasa di Brasil untuk persembahan Dewa Yemoja, dewa air yang diyakini mengendalikan laut.
Melemparkan bunga putih ke laut di malam hari juga diyakini untuk mendapat berkah di tahun yang akan datang.
5. Menggantung Bawang Merah di Yunani
Tahukah kamu? Orang Yunani menggantung bawang merah untuk merayakan tradisi tahun baru.
Nah, menggantung bawang merah diyakini orang Yunani adalah simbol kebangkitan.
Bersumber dari internasional.kompas.com, pada pergantian tahun mereka menggantungkan bawang di pintu rumah dengan harapan mendapat kemakmuran sepanjang tahun yang baru.
6. Membunyikan Lonceng Sebanyak 108 Kali di Jepang
Tradisi tahun baru di Jepang adalah membunyikan lonceng sebanyak 108 kali, lo.
Baca Juga: Tak hanya Kembang Api, Ini 4 Mitos Unik Perayaan Tahun Baru di Berbagai Negara
Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar bisa menghilangkan 108 sifat kotor yang ada di dalam diri manusia.
Tentunya, tradisi ini dilakukan karena dianggap sesuai dengan kepercayaan dalam agama Buddha di Jepang sana, ya.
Demikianlah informasi tentang beberapa tradisi perayaan tahun baru yang unik di dunia.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | internasional.kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar