Ketika tikus bergerak, di saat yang bersamaan sinyal listrik di bagian otaknya direkam dan dikonfigurasikan pada layar.
Peneliti juga menggunakan data tersebut untuk menghasilkan data antarmuka otak-mesin yang merekayasa balik sinyal yang dihasilkan tikus.
Sementara itu, pada percobaan kedua peneliti menguji ide dengan meminta tikus melakukan dua tugas sekaligus.
Keduanya melibatkan tikus bergerak di atas treadmill, tapi pergerakannya tak memengaruhi apa yang dilihat tikus.
Di tugas pertama, tikus harus membayangkan menavigasi bentuk tertentu yang sudah mereka lihat.
Dengan membayangkan lokasi VR yang sudah dilalui, tikus akan mengaktifkan sel hipokampus yang diterjemahkan lewat antarmuka mesin di otak menjadi visualisasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa tikus-tikus tersebut segera mengetahui ke mana mereka bergerak untuk semakin mendekati tujuannya.
Lalu, di tugas kedua tikus belajar untuk memindahkan suatu bentuk di VR ke lokasi tertentu menggunakan imajinasinya.
Setelah menunjukkan kemampuan untuk bergerak lewat lingkungan virtual hanya dengan menggunakan imajinasi.
Para tikus ditantang untuk mengambil dan memindahkan suatu obyek dalam medan mental tersebut.
Tikus rupanya tak kesulitan membayangkan diri mereka saat memindahkan objek tersebut.
Baca Juga: 8 Cara Mencegah Tikus Muncul di Atas Atap Rumah, Salah Satunya Gunakan Jaring
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar