Penelitian tentang Otak Astronaut
Proyek penelitian ini bisa membantu memahami seperti apa otak beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang dialaminya.
Otak manusia bahkan bisa dilatih untuk berfungsi optimal meski di lingkungan baru yang sangat berbeda dengan Bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun misi jangka panjang dan memastikan astronaut bisa sejahtera dan tetap bisa bertahan hidup selama misi berlangsung.
Penelitian dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari otak 14 astronaut sebelum dan sesudah misi ruang angkasa dilakukan.
Dari pemindaian MRI dikumpulkan dengan menggunakan teknik MRI fungsional keadaan istirahat, yang memungkinkan peneliti menyadari kondisi standar otak apakah terlihat ada perubahan setelah melakukan penerbangan ke ruang angkasa dalam jangka waktu lama.
Para peneliti mencoba menganalisis ke aktivitas otak dalam kondisi istirahat.
Dari situ peneliti menemukan fakta bahwa aktivitas otak akan berubah di wilayah tertentu selama penerbangan ke ruang angkasa dilakukan.
Wilayah otak yang terpangaruh misalnya bagian otak yang memuat informasi visual, fungsi pendengaran, atau gerakan.
Temuan peneliti ini menunjukan bahwa waktu lama di luar angkasa bisa memengaruhi kemampuan otak dalam memproses dan menyesuaikan informasi sensorik tubuh.
Hal ini sangat penting dalam menentukan keselamatan dan kehidupan astronaut selama menjalankan misi dan penelitian di luar angkasa selama jangka waktu tertentu.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | theacademic.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar