GridKids.id - Sejak kapan masyarakat Indonesia minum jamu, Kids?
Jamu termasuk minuman yang umum bagi masyarakat Indonesia dan biasanya digunakan untuk menjaga kesehatan.
Jamu juga dipahami sebagai obat tradisional yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya serta digunakan dengan cara diminum.
Jamu biasa disajikan dengan berbagai jenis karena Indonesia memiliki tanaman herbal yang banyak dan beragam.
Bahkan menariknya, setiap daerah di Indonesia memiliki jenis jamu yang berbeda-beda lo, Kids.
Tahukah kamu? Tanaman herbal yang sering dijadikan jamu adalah kunyit, kencur, temulawak, lengkuas, jahe, dan kayu manis.
Sementara gula batu, jeruk nipis, dan gula jawa biasanya digunakan sebagai penambah rasa segar dan rasa manis.
Selain rasanya yang unik dan segar, proses pembuatan jamu juga tak kalah menarik.
Diketahui dalam pembuatan jamu takaran, suhu, lama menumbuk, hingga merebus harus disesuaikan, ya.
Alasannya, jika enggak diperhatikan dengan baik maka bisa kehilangan khasiat dari bahan-bahan yang digunakan dan memicu masalah pada tubuh.
Yuk, kita cari tahu sama-sama sejak kapan masyarakat Indonesia minum jamu, Kids!
Baca Juga: Digunakan Secara Turun-temuran Sebagai Jamu, Ketahui 7 Manfaat Daun Beluntas
Sejak Kapan Masyarakat Indonesia Minum Jamu?
Jamu dipercaya berasal dari dua kata Jawa Kuno, yaitu 'djampi' yang berarti pemyembuhan dan 'oesodo' berarti kesehatan.
Menurut perkembangannya tradisi minum jamu mengalami pasang surut sesuai zamannya.
Tradisi minum jamu ini diperkirakan sudah ada sejak 1300 M dan termasuk minuman bersejarah.
Secara garis beras perkembangan minuman jamu di Indonesia dibagi jadi beberapa, yaitu zaman pra sejarah, zaman penjajahan Jepang, zaman awal kemerdekaan Indonesia, hingga saat ini.
Melansir dari indonesia.go.id, masyarakat Indonesia sejak zaman Kerajaan Mataram hingga kini masih menggunakan jamu.
Bahkan minuman khas Indonesia telah jadi kebanggaan tersendiri seperti halnya Ayurveda dari India dan Zhongyi dari Tiongkok.
Nah, sejak saat itu masyarakat Indonesia mengonsumsi jamu. Para perempuan bertugas memproduksi jamu, sedangkan para laki-laki mencari tumbuhan herbal alami.
Fakta ini diperkuat dengan adanya temuan artefak ulekan dan cobek untuk menumbuk jamu. Artefak ini bisa dilihat di situs arkeologi Liyangan di lereng gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Tak hanya artefak tersebut, alat-alat untuk membuat jamu juga banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta.
Baca Juga: Diminum saat Perut Kosong, Rasakan 5 Manfaat Air Rebusan Kencur bagi Tubuh
Pada zaman dahulu, rahasia kesaktian dan kesehatan para pendekar dan petinggi kerajaan berasal dari latihan serta bantuan dari ramuan herbal atau jamu.
Namun, seiring perkembangannya tradisi minum jamu sempat mengalami penurunan, yaitu pada saat ilmu modern masuk ke Indonesia.
Sekitar tahun 1940-an pada masa penjajahan Jepang, tradisi minum jamu kembali populer, lo.
Ini dikarenakan telah dibentuknya Komite Jamu Indonesia. Maka dari itu kepercayaan khasiat jamu kembali meningkat, ya.
Seiring berjalannya waktu, penjualan jamu menyesuaikan dengan teknologi, yakni dikemas dalam bentuk bubuk instan, pil, atau tablet.
Pada era tahun 1974 hingga 1990 ramai diadaikan pembinaan-pembinan dan pemerian bantuan dari pemerintah bagi pelaku industri untuk meningkatkan produksi kamu,
Pengolahan jamu berdasarkan ilmu yang diajarkan turun-temurun, masyarakat Indonesia menggunakan jamu sebagai minuman kesehatan.
Kini, semakin sedikit anak muda yang ingin belajar membuat jamu ya, Kids.
Maka dari itu, minuman berkhasiat khas Indonesia ini merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga sampai kapan pun.
Sekarang sudah tahu ya, Kids, sejak kapan jamu dikonsumsi masyarakat Indonesia.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompasiana.com,Indonesia.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar